Inflasi dan Berakhirnya Insentif Pajak Jadi Penghambat Bisnis Properti

Jakarta. Data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q3 2022 mencatat indeks harga properti nasional pada kuartal II-2022 bergerak naik secara kuartalan sebesar 3,2 persen dan sebesar 5,7 persen secara tahunan. Tren ini didorong oleh kenaikan harga rumah tapak sebesar 3,9 persen pada kuartal II-2022. 

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan indeks suplai properti nasional pada kuartal II-2022 juga naik tipis sebesar 1,3 persen secara kuartalan dan naik 8 persen secara tahunan. Sedangkan dari sisi konsumen, indeks permintaan untuk properti hunian pada kuartal kedua tahun ini menunjukkan kenaikan sebesar 2,3 persen secara kuartalan.

“Naiknya permintaan nampak jelas pada sektor apartemen. Namun, kenaikan permintaan terhadap apartemen sendiri belum memengaruhi tren permintaan properti hunian secara keseluruhan karena 93 persen di antaranya merupakan permintaan terhadap rumah tapak,” katanya dalam laporan dikutip Senin, 22 Agustus 2022.

Marine menambahkan bahwa di tengah kondisi ekonomi global yang dibayangi inflasi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) perekonomian Indonesia masih tumbuh sebesar 5,44 persen secara tahunan sehingga tercermin dalam pertumbuhan sektor properti sepanjang kuartal kedua 2022.

Pengeluaran konsumsi dan ekspor menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut. Kebijakan pemerintah yang mengizinkan masyarakat untuk melaksanakan mudik pada Hari Raya Idulfitri pada Mei lalu telah mendorong konsumsi masyarakat dengan sangat kuat dan menghasilkan perputaran ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. 

“Kenaikan indeks properti pada kuartal II-2022 menjadi indikasi meningkatnya optimisme pelaku pasar properti, khususnya dari sisi penyedia suplai. Di tengah kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok dan bahan bakar non-subsidi, para penyedia suplai masih optimistis untuk menambah suplai dan melakukan penyesuaian harga,” jelasnya.

Bank Indonesia masih terus mempertahankan suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) di angka 3,5 persen di tengah inflasi dan kondisi ekonomi global. Sedangkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) juga bertahan di 7,9 persen dan suku bunga kredit pemilikan apartemen (KPA) terjaga pada 7,8 persen.

Faktor lain yang dapat menjadi pertimbangan pelaku properti adalah perpanjangan pemberlakuan stimulus Pajak Pertambahan Nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) yang masih berlaku hingga akhir September 2022 dan perpanjangan kebijakan uang muka alias down payment (DP) nol persen hingga akhir Desember 2022. 

“Kenaikan indeks harga, suplai, maupun permintaan pada kuartal kedua 2022 menunjukkan bahwa outlook pasar properti nasional mulai normal kembali setelah tertahan pada kuartal pertama 2022. Namun faktor seperti inflasi global yang membayangi dan berakhirnya insentif perpajakan, menyiratkan bahwa pertumbuhan ini tidak akan berlangsung selamanya,” ujar Marine.

Sumber : Medcom.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only