Sri Mulyani: Pemerintah Dorong Permintaan Domestik untuk Bantu Industri

Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pemerintah bakal tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi. Salah satu upayanya ialah terus mendorong pertumbuhan permintaan dalam negeri terhadap industri-industri yang terdampak kondisi global.

Policy dari pemerintah akan ditujukan bagaimana tetap menjaga pemulihan ekonomi. Kami berharap bisa mendukung permintaan dalam negeri saat global ekonomi demand-nya melemah,” ujarnya kepada pewarta di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu, 2 November 2022.

Dia mengatakan, dukungan stimulus dan insentif bagi dunia usaha dalam negeri melalui program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) berakhir tahun ini. Namun itu tidak berarti pemerintah acuh pada kondisi tahun depan.

Kebijakan anggaran dipastikan akan tetap mendukung aktivitas perekonomian dalam negeri guna menahan dampak pelemahan ekonomi global. “Semua kebijakan yang diberikan dalam kerangka PC-PEN tentu diubah jadi kebijakan supporting yang dikenal dalam APBN, insentif pajak kami berikan apakah untuk investasi, tax allowance, tax holiday atau pajak ditanggung pemerintah,” ujar Sri Mulyani.

  “Semuanya didesain dalam rangka tetap memperkuat perekonomian kita, terutama hilirisasi, memperkuat sektor manufaktur untuk bisa meningkatkan ketahanan neraca pembayaran,” tambahnya.

  Menyoal adanya potensi pelemahan kinerja industri manufaktur yang mengakibatkan ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK), Sri Mulyani mengatakan, akan memformulasikan kebijakan untuk bisa mengangkat permintaan kepada industri tersebut.

  Namun dia juga berharap permintaan domestik dapat mengompensasi penurunan permintaan global saat ini. “Kita akan terus melihat semua sektor dan kemudian apa policy untuk formulasikan lebih lanjut dalam respons global,” ujarnya.

  Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menyatakan, pihaknya akan melihat dan mengkaji lebih dalam ihwal ancaman tren PHK di industri tekstil. Sebab saat ini Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia masih berada di zona ekspansi dan tingkat pengangguran juga cenderung menurun.

  “Nanti kita pelajari, yang jelas manufaktur masih ekspansif. Pengangguran malah kita lihat trennya terus menurun. Untuk sektor demi sektor kita lihat. Kalau dia ada hal berbeda sendiri, berarti ada hal yang unik yang harus kita pelajari,” jelasnya.

  Secara umum, lanjut Febrio, industri manufaktur dalam negeri masih berada dalam posisi yang menjanjikan. Dia meyakini itu akan seiring dengan perekonomian nasional yang akan tumbuh kuat.

  Kendati demikian, dia tetap memastikan pemerintah akan mengkaji lebih dalam soal fenomena dan ancaman PHK di industri tekstil dan produk tekstil. “Arah kita masih cukup bagus. Manufaktur masih cukup bagus. Penciptaan lapangan kerja masih cukup bisa walau dihadapkan pada tantangan yang berat. Kita nanti akan pelajari terus,” pungkasnya.

sumber : medcom.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only