Pemerintah tengah menyiapkan insentif pembeliaan kendaraan listrik. Tujuannya supaya ekosistem kendaraan listrik, baik itu roda dua maupun roda empat makin berkembang di tanah air.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan, beleid dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang akan mengatur insentif tersebut terbit minggu depan.
“Kami harapkan minggu depan (aturan insentif kendaraan listrik terbit),” ujar Luhut di Mandiri Investment Forum 2023, Rabu (1/2).
Luhut bilang, insentif pembelian mobil listrik tersebut kemungkinan besar akan diberikan melalui pengurangan pajak pertambahan nilai (PPN) yang saat ini dipatok 11%. Besar kemungkinan tarif PPN itu bakal dipangkas hingga 10%, sehingga konsumen hanya perlu membayar PPN sebesar 1% saja.
Adapun insentif pembelian motor listrik akan diberikan lewat potongan harga sekitar Rp 7 juta dari harga jual. “Kalau dihitung, subsidinya sama saja,” klaim Luhut.
Pemberian insentif kendaraan listrik di Indonesia ini mengikuti kebijakan di beberapa negera lainnya. Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, sejumlah negara telah memberikan insentif kendaraan listrik, seperti Thailand, China dan negaraa negara di Eropa.
“Mereka semua sudah memberikan insentif bagi kendaraan listrik,” ujarnya.
Agus menyatakan, skema insentif kendaraan listrik yang diterapkan di luar perlu diadopsi agar pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia bisa lebih cepat.
Dari sisi industri, pemerintah juga terus menggenjot program hilirisasi, yang salah satu tujuannya untuk menciptakan ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia. Misalnya, hilirisasi nikel sebagai salah satu komponen baterai listrik.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menaksir, ekspor nikel tahun lalu bisa tembus US$ 30 miliar. Sedangkan di 2021 masih US$ 20,9 miliar. “Itu baru nikel saja,” kata Bahlil di acara yang sama,
Bahlil menyebut, hilirisasi nikel juga menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menaksir, ekspor nikel tahun lalu bisa tembus US$ 30 miliar. Sedangkan di 2021 ma- sih US$ 20,9 miliar. “Itu baru nikel saja,” kata Bahlil di acara yang sama.
Bahlil menyebut, hilirisasi nikel juga menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik. Tercatat, LG Energy Solution menanamkan investasi baterai mobil dengan nilai investasi mencapai US$ 9,8 miliar.
Sumber: KONTAN – Kamis, 2 Februari 2023
Leave a Reply