Tarif PPN Naik, Pasar Properti Bisa Menukik

Asosiasi pengembangan properti, Real Estate Indonesia (REI), khawatir atas rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai awal Januari 2025.

REI memastikan, kenaikan PPN sebesar 9% dari 11% menjadi 12% bakal berdampak turunnya permintaan konsumen terhadap produk hunian, baik rumah tapak maupun apartemen. Sebagai informasi, rencana pengenaan PPN 12% mengacu pada UNdang-Undang No 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Wakil Ketua Umum DPP Rei Bambang Ekajaya menyatakan, kenaikan PPN bakal memicu kenaikan harga rumah, sehingga penjualan properti dipastikan menurun.

“Harga naik karena harga material bangunan, biaya transportasi, dan biaya tenaga kerja itu semua mengalami kenaikan,” ujar Bambang ke KONTAN, Senin (25/11).

Menurut Bambang, kenaikan PPN bakal menambah beban konsumen di tengah kondisi daya beli yang sedang menurun. Oleh karena itu, REI mengimbau pemerintah mengkaji ulang rencana menaikkan pajak tersebut.

“Di saat kondisi ekonomi sedang sulit dan daya beli melemah khususnya di kalangan menengah, tentu hal itu akan semakin memberatkan. Apalagi kalangan menengah, tentu hal itu akan semakin memberatkan. Apalagi kalangan menengah ini merupakan pasar utama properti,” ujarnya.

Sejumlah perusahaan pengembang properti mengakui, kenaikan PPN bakal menekan pasar properti tahun depan.

Direktur PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) Olivia Surodjo menyatakan, kenaikan PPN bakal memicu kenaikan harga produk residensial yang dikembangkan oleh MTLA.

“Sebab, material untuk membangun juga mengalami kenaikan,” ungkap Oliivia kepada KONTAN, Senin (25/11).

Berharap insentif

Supaya pasar properti tetap stabil, MTLA berharap, Pemerintah kembali melanjutkan insentif PPN ditanggung ole pemerintah (DTP) hingga tahun depan. “Sehingga, penurunan penjualan properti bisa diminimalisir,” cetusnya.

Kinerja MTLA pada tahun 2024 ini didorong oleh pemberlakuan insentif PPNDTP. MTLA mencatatkan raihan pendapatan prapenjualan alias marketing sales Rp 1,503 triliun hingga Oktober 2024. Raihan tersebut setara 79% dari target marketing sales MTLA di tahun 2024 yang sebesar Rp 1,9 triliun.

Adapun, proyek yang berkontribusi cukup besar terhadap marketing sales tersebut di antaranya adalah Metland Cibitung, Metland Cileungsi dan Metland Cyber Puri.

Sedangkan proyek komersial disumbang oleh proyek Metropolitan Mall Bekasi dan Grand Metropolitan.

Kenaikan PPN juga bakal menekan kinerja penjualan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) di tahun depan.

Untuk itu, CTRA telah menyiapkan sejumlah strategi agar permintaan pasar tetap stabil. Salah satu yang disiapkan adalah memperkuat program promo.

Developer harus mencari kreativitas terkait penetapan pricing, promo, dan position agar tetap kompetitif,” ujar Harun, kepada KONTAN, Minggu (24/11).

Ia juga berharap, Pemerintah kembali memperpanjang insentif PPN DTP di tahun depan, sehingga pasar properti tetap stabil.

Merujuk laporan keuangan, CTRA membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 7,11 triliun hingga kuartal III-2024. Angka ini meningkat sebesar 8,01% year on year (yoy) dibandingkan dengan Rp 6,58 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Adapun, perolehan marketing sales atau prapenjualan sebesar Rp 8,7 triliun hingga kuartal III-2024.

Sumber : Harian Kontan, Selasa 26 November 2024, Hal 13

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only