Kesepakatan Dagang AS dan China Di Ujung Tanduk?

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donal Trump mengancam akan meninggalkan perjanjian perdagangan dengan China jika hasilnya tak cukup menggembirakan. AS dan China akan memberlakukan tarif impor yang lebih tinggi untuk barang-barang senilai ratusan miliar dollar AS yang mengakibatkan pasar keuangan dan rantai pasok barang global terganggu.

“Saya tidak pernah takut untuk keluar dari kesepakatan dagang ini. Dan saya akan melakukannya dengan China juga jika kami tidak tidak berhasil mencapai kesepakatan,” Jelas Trump di Hanoi seperti dikutip Reuters.

Amerika Serikat telah bersiap menaikkan tarif impor barang-barang dari China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25% pada 1 Maret 2019 jika tak ada kesepakatan yang dicapai pada perundingan pekan lalu. Namun, pada Minggu (23/2), Trump mengumumkan akan menunda kenaikkan tarif impor tersebut karena ada kemajuan dalam perundingan dagang dengan pejabat China kala itu.

Sejak saat itu, pejabat administrasi Trump telah menawarkan detail pada perundingan tersebut. “Kemajuan negosiasi pada minggu lalu sangat fantastis,” ujar penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow.

Namun sebaliknya, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menyatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan perundingan dagang dengan China. Sehingga terlalu dini untuk memprediksi hasil pembicaraan. Dia juga menambahkan AS perlu mempertahankan ancaman tarif impor China selama bertahun-tahun.

Lighthizer mengatakan, AS sedang mencari kesepakatan yang melarang China mendevaluasi mata uangnya secara kompetitif sebagai bagian dari pembicaraan perdagangan, menyusul manipulasi yuan selama ini. Kudlow menambahkan, China juga perlu melaporkan intervensi apapun di pasar valuta asing.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only