Menyiapkan Tameng Potensi Resesi di AS

Meskipun kekhawatiran terhadap potensi terjadinya resesi ekonomi di Amerika Serikat mulai reda, pemerintah Indonesia tetap mewaspadai sinyal ini. Sebab sebagai negara penyumbang produk domestik bruto terbesar di dunia, Amerika Serikat menjadi tujuan ekspor bagi semua negara di dunia.

“Resesi itu artinya siklus bisnis, ini risiko jangka pendek,” ujar Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Amalia Adininggar, Selasa (26/3).

Bagi Amalia, potensi krisis di Amerika Serikat merupakan siklus eksternal dan belum ada kepastian terjadi. Agar tak gampang goyang dengan isu eksternal, Amalia menyebut informasi saat ini akan fokus pada reformasi struktural di dalam negeri.

Pertama, program restrukturisasi ini meliputi pembenahan sektor industri manufaktur agar tidak lagi tergantung pada ekspor komoditas bahan mentah, melainkan ke barang yang memiliki nilai tambah tinggi.

Kedua, sesuai dengan fokus pemerintah sekarang, yakni melakukan trasformasi sumber daya manusia (SDM). Dengan upaya meningkatkan kemampuan SDM dari rendah ke menuju kemampuan tinggi. Terutama sejalan dengan revolusi industri 4.0.

Senada dengan Amalia, sebelumnya, Menteri keuangan Sri Mulyani menyatakan juga memberikan perhatian pada perlambatan ekonomi global. Terutama dari keputusan The Fed menahan suku bunga.

Untuk meningkatkan ketahanan ekonomi domestik, pemerintah akan fokus meningkatkan konsumsi dan investasi, juga mendorong swasta melakukan diverifikasi ekspor, baik jenis barang maupun negara tujuan ekspor.

Sekadar catatan, kekhawatiran terjadinya resesi di Amerika terjadi saat imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka waktu tiga bulan lebih tinggi dibandingkan dengan imbal hasil obligasi jangka 10 tahun. Investor meelihat risiko investasi jangka pendek di AS lebih tinggi, sehingga mengalihkan ke instrumen investasi lain.

Sumber: Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only