Sri Mulyani: Perbaiki 4 Hal Ini Agar Tahan Guncangan Global

Jakarta, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan empat hal fundamental yang perlu diperbaiki secara berkelanjutan supaya ekonomi Indonesia tahan terhadap guncangan ekonomi global. Keempat hal itu mencakup produktivitas, tingkat kompetitif terkait dengan defisit neraca berjalan, pendalaman pasar keuangan, dan kebijakan struktural untuk memperbaiki investasi.

Terkait hal itu, bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyatakan, pemerintah tengah memperbaiki bauran kebijakan agar Indonesia mempunyai daya lentur atau resilience dalam menghadapi gejolak global maupun perubahan di dalam negeri. “Yang seringkali tidak bisa diprediksi dan dinamis seperti misalnya krisis keuangan atau kebijakan di negara-negara maju,” kata Sri Mulyani seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan, Ahad, 12 Agustus 2019.

Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa pemerintah bekerja sama dengan para stakeholders terkait seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan telah melakukan bauran kebijakan yang tepat. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki dan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia antara lain melalui reformasi struktural dalam negeri.

Oleh karena itu, Sri Mulyani juga menekankan perlunya kemandirian ekonomi yang terutama bersumber dari dalam negeri agar Indonesia mampu bertahan apabila terjadi guncangan global. “Indonesia memiliki modal yang menjanjikan misalnya dari sisi jumlah penduduk, potensi ekonomi yang besar, dan geografi yang luas dan kekayaan alamnya.”

Sebelumnya Sri Mulyani mengatakan Indonesia perlu mewaspadai terhadap kondisi volume perdagangan dunia yang diprediksi melemah hingga akhir tahun. Pelemahan terjadi seiring dengan menguatnya sentimen perang dagang Amerika Serikat dan Cina.

Ia juga menyebutkan, dalam pertemuan bersama menteri keuangan, gubernur bank sentral, serta deputi keuangan dan bank sentral negara-negara yang tergabung dalam G20 di Jepang sebelumnya, volume perdagangan tahun ini diprediksi menjadi yang terlemah sejak krisis ekonomi 2008. “Karena dulu ekonomi dunia tumbuh sehat, bisa mencapai 5 atau 6 persen. Kalau sekarang hanya tumbuh 2,6 persen,” ujar Sri Mulyani pertengahan Juni 2019 lalu.

Sumber : tempo.co

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only