Perdagangan & Bank Jadi Andalan Pajak

Jakarta, Penerimaan pajak akhir tahun ini mengandalkan pada dua sektor, yakni perdagangan dan jasa keuangan. Dua sektor ini yang masih mencatatkan pertumbuhan positif dan kontribusinya terhadap total penerimaan pajak masih cukup besar.

Per akhir September 2019 realisasi penerimaan sektor perdagangan mencapai Rp 176,24 triliun tumbuh 2,8% year on year (yoy). Lalu, penerimaan pajak sektor jasa keuangan dan asuransi Rp 120,68 triliun, naik 4.9% yoy.

“Memang harapannya dari perdagangan dan keuangan. Keduanya masih tumbuh meski melambat secara tahunan,” kata Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Yon Arsal, Senin (4/11).

Penerimaan pajak sektor perdagangan akan bertumpu pada pajak penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai (PPN). Industri perdagangan besar diharapkan menjadi lumbung utama penerimaan, seperti industri kendaraan bermotor dan farmasi. Keduanya memiliki rantai perdagangan panjang mulai fari pabrikan hingga ke reseller.

Dari sektor keuangan, PPh badan akan menyumbang penerimaan pajak paling besar. Hal tersebut sejalan dengan kinerja perbankan serta asuransi yang terlihat dari tren positif laba bersih sepanjang kuartal III-2019.

Secara agregat, lonjakan penerimaan pajak yang signifikan berasal dari PPN. “PPN di akhir tahun kan paling banyak terkait serapan APBN dan APBD,” tambahnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Suryo Utomo menyatakan ia masih akan menggunakan cara lama untuk mengejar penerimaan pajak pada November-Desember tahun ini, yaitu lewat intensifikasi dan ekstensifikasi.

“Pokoknya kami akan fokus ke sana,” tandas Suryo.

Tak hanya itu, Ditjen Pajak bakal memanfaatkan data internal maupun data pihak ketiga dalam melakukan intensifikasi. Termasuk, data dari Automatic Exchange of Information (AEoI).

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only