Rencana kenaikan cukai Vape berdampak langsung bagi pelaku usaha

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan dikabarkan akan menaikan cukai rokok elektronik atau vape mulai tahun 2020. Kenaikan cukai vape itu sejalan dengan kenaikan cukai rokok konvensional mulai 2020.

Aryo Andrianto, Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) mengaku kenaikan cukai akan memberatkan pelaku usaha dan konsumen. “Padahal sudah kena cukai 57%, lebih tinggi dari rokok konvensional, ini tentu terlalu berat (kalau naik lagi),” ujarnya saat konferensi pers, Jumat (15/11).

Padahal sejak diberlakukannya cukai vape di akhir tahun 2018, rokok elektrik ini telah menyumbangkan sekitar Rp 700 miliar bagi pendapatan negara. Aryo sangat menyayangkan jika ada aturan negara yang kian menyulitkan perkembangan industri rokok elektrik yang masih terbilang muda ini.

Sebelumnya APVI bilang di tahun 2018 ada sekitar 1,2 juta pengguna vape, dimana diharapkan tahun ini bertambah 1 juta populasi pengguna lagi. Segmen yang disasar ialah perokok konvensional yang beralih ke rokok elektrik, kalau dikalkulasikan jumlah vaper (sebutan perokok elektrik) masih dibawah 5% dari total perokok aktif di Indonesia yang mencapai kisaran 70 juta orang.

Sementara itu Syaiful Hayat, Ketua Aliansi Pengusaha Penghantar Nikotin Elektronik Indonesia (APPNINDO) menambahkan selain kena cukai, rokok elektrik juga dikenakan pajak pertambahan nilai hasil tembakau 9,1%.

Mengenai wacana kenaikan cukai, pihaknya mengaku mendapat kabar bahwa pemerintah masih akan mengajak stake holder rokok elektrik untuk membahas kemungkinan kenaikan atau tidaknya cukai tersebut.

Adapun soal investasi kedepan, menurut Syaiful sangat prospektif, dimana beberapa investasi baru di ranah vape berencana masuk dalam beberapa tahun kedepan. Hanya saja dia belum mau memberikan detilnya.

Produsen vape seperti PT NCIG dikabarkan pula akan menambah investasi baru di 2020 nanti untuk melancarkan usaha ekspornya. Roy Lefrans, President Director PT NCIG Indonesia Mandiri ditemui di acara yang sama mengatakan dengan situasi terbaru saat ini, di tengah rencana pelarangan dan kenaikan cukai tentu berpengaruh kepada iklim bisnis vape kedepannya.

Sayangnya Roy belum dapat menjabarkan lebih lanjut tentang rencana investasi baru tersebut. Yang diketahui, perusahaan telah menyelesaikan fase investasi pertama membangun pabrik di Jawa Barat.

Menurut catatan Kontan.co.id, paling tidak kapasitas pabrikan tersebut memproduksi POD (closed system vape device dengan isian liquid) sebanyak 1 juta pieces per bulan. Sedangkan fase keduanya ialah ekspor ke sejumlah negara Asia.

Sumber: industri.kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only