Chandra Asri Menyetel Mode Ekspansi

JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menyetel mode ekspansi setelah meraih tax holiday dari pemerintah. Kali ini, investasi proyek kompleks petrokimia kedua senilai lebih dari US$ 4 miliar yang mendapatkan tax holiday.

Berkat tax holiday dari pemerintah, emiten dengan kode saham TPIA ini terbebas dari pajak penghasilan (PPh Badan) sebesar 100% untuk 20 tahun pertama setelah pabrik beroperasi secara komersial dan 50% untuk dua tahun setelahnya.

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, saham TPIA menjadi menarik dikoleksi. Sebab rax holiday akan mendorong payback period perusahaan ini lebih cepat. Selain itu, beban operasional akan berkurang, sehingga meningkatkan daya saing perusahaan ini.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menambahakn, tax holiday akan berdampak pada pos laba, dengan asumsi pendapatan yang sama. Sehingga, rasio margin profit perusahaan ini meningkat. “Hasil dari pertumbuhan laba dapat digunakan untuk ekspansi lagi,” tutur dia.

Maklum pada kuartal tiga tahun lalu, pendapatan dan laba bersih TPIA turun. TPIA hanya membukukan pendapatan sebesar US$ 1,38 miliar, turun 29,28% secara year on year (yoy). Sedangkan laba bersih TPIA anjlok 81,11% yoy menjadi US$ 32,05 juta.

Kompleks petrokimia kedua milik TPIA sendiri dijadwalkan selesai dibangun pada tahun 2024. Wisnu menambahkan, jika kompleks petrokimia kedua ini kelar, maka produksi petrokimia meningkat. “Saat ini, TPIA baru memenuhi 40% permintaan domestik,” ujar dia. Menurut Wisnu, harga jual meningkat akibat kondisi perekonomian global yang berangsur kondusif.

Selain itu, faktor lain yang meningkatkan kinerja TPIA adalah harga bahan baku petrokimia yang beranjak menurun. “Bahan baku membuat stirena turun karena banyak pasokan,” ujar Wisnu. Stirena merupakan produk TPIA. Selain sebagai produk yang dijual dalam negeri, stirena monomer juga diekspor oleh TPIA.

Tercatat stirena monomer menyumbang penjualan sebear US$ 164,62 juta, atau 16,13% dari total penjualan untuk pasar domestik dan US$ 121,37 juta, atau 33,72% untuk penjualan luar negeri.

Hitungan Direktur Pilarmas Investinndo Maximilianus Nico Demus, proyek Chandra Asri Prakasa 2 akan menaikkan produksi TPIA dua kali lipat, dari 4 juta ton menjadi 8 juta ton per tahun. Apalagi, produk yang diolah pabrik baru TPIA ini cukup banyak, mulai poietilena, polipropilena, aromatics (benezene, toulene dan xylene), mixed C4, dan PyGas. Diversifikasi produk ini akan menambahkan variasi produk yang ditawarkan TPIA.

Kerjasama TPIA dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) juga memberikan stimulus positif bagi TPIA. Nico menilai, dengan kerjasama keduanya, TPIA bisa mendapatkan pasokan bahan baku bisnis petrokimia lebih banyak.

Karena itu, Nico merekomendasikan beli TPIA dengan target Rp 10.000. Wisnu menyarankan beli dengan target harga Rp 10.500 dan Sukarna merekomendasikan beli dengan target harga Rp 10.600 per saham.   

Sumber: Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only