Inflasi Februari Diprediksi Mulai Terpapar Efek Penyebaran Virus Korona

Jakarta. Ekonom memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Februari tahun ini, melandai. Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN memprediksi, inflasi Februari yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) akan berada di kisaran 0,16%-0,45%.

Bank Indonesia (BI) sebelumnya memperkirakan, inflasi Februari sebesar 0,31% atau lebih rendah dari Januari yang sebesar 0,39%. Alhasil, inflasi tahanan Februari diprediksi 3,02% year on year (yoy).

Lebih rendahnya inflasi Februari 2020 dianggap sesuai pola musiman.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, inflasi berasal dari kenaikan harga bawang putih. Namun, penurunan tarif pesawat dan bawang merah menjadi penghambatan inflasi.

Bank Permata memperkirakan inflasi Februari hanya 0,16%. Sementara inflasi tahunan diproyeksikan mencapai 2,86% yoy.

Eric Sugandi, Peneliti Ekonom Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan menilai, gangguan pasokan dan distribusi musim hujan turut menjadi penyebab kenaikan harga sejumlah bahan makanan.

Karena itu, ia memperkirakan inflasi bulan Februari lalu sebesar 0,29% atau secara tahunan hanya 3,07%.

Lebih pesimistis, Danareksa Research Institute (DRI) memperkirakan inflasi pada bulan Februari sebesar 0,38%, turun tipis dari inflasi Januari tercatat 0,39%. Salah satunya, disumbang oleh kenaikan harga bawang putih.

DRI memandang, ini lantaran arus distribusi impor yang tersendat akibat merebaknya Covid-19 (korona) di China.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah juga sama pesimistisnya. Ia memperkirakan inflasi Februari di kisaran 0,35%-0,45%, lebih tinggi dari inflasi Januari.

Ia juga sependapat harga bawang putih melonjak akibat wabah korona. Maklum saat ini hampir 90% konsumsi bawang putih Indonesia berasal dari China. Walaupun andilnya ke inflasi mencapai 1%.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only