Berat! Corona Bikin Jualan Mobil 500 Ribu Unit Setengah Mati

Industri otomotif tanah air menargetkan bakal menjual 525 ribu unit mobil hingga akhir tahun mendatang. Target ini hanya setengah dari kondisi normal, saat mobil biasanya terjual 1 juta unit lebih dalam setahun.

Sementara hingga Oktober lalu, penjualan mobil baru mencapai angka 421 ribu unit. Alhasil, target tersebut menjadi pekerjaan rumah besar di sisa waktu tahun 2020 ini yang kurang dari 1,5 bulan lagi.

Padahal, angka tersebut telah melalui beberapa kali revisi. Sebelum pandemi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan di atas 1 juta unit selama tahun 2020 ini. Namun, setelah pandemi penjualan direvisi menjadi 600 ribu unit. Kini, setelah memasuki bulan November, target tersebut kembali direvisi karena dinilai kurang realisitis.

“Sekarang 421 ribu, Oktober 49 ribu. Mudah-Mudahan Desember 52 ribu-52 ribu udah menutup kira-kira harapan kita. Cuma terus terang agak berat,” kata ketua umum Gaikindo Yohannes Nangoi kepada CNBC Indonesi, Selasa (17/11).

Wajar jika Yohannes merasa berat dengan angka tersebut. Pasalnya, penjualan mobil pada bulan Oktober lalu tidak menunjukkan hasil yang terlalu signifikan, di angka 49.043 unit atau hanya naik 1% dari posisi September 2020 yang sempat 48.554 unit. Padahal jika melihat satu bulan sebelumnya, dari bulan Agustus ke September maka persentase kenaikannya mencapai 30%.

Sementara itu, Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara melihat para agen pemegang merk (APM) juga bakal mengejar target dari masing-masing perusahaan. Sedangkan Gaikindo juga coba berperan, yakni dalam pengajuan relaksasi pajak.

“Kebijakan dari masing-masing perusahaan gimana mereka ngejarnya. Dari kita mengupayakan kemarin ada relaksasi pajak tapi belum dikabulkan, dan lain sebagainya,” sebut Kukuh.

Pada akhir Oktober lalu Gaikindo juga coba mengajukan relaksasi pajak anyar setelah ready viewed pengajuan pertama soal pajak 0% mendapat penolakan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pasak 0% merupakan usulan relaksasi untuk pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB, pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Kini, Gaikindo mengusulkan relaksasi PPnBM saja.

Ia berharap relaksasi itu bisa menjadi semacam ‘pemanis’ agar angka penjualan bisa mengarah ke normal.

“Jangan sampai dilihat Indonesia nggak naik-naik (penjualannya). Indonesia sekarang peringkat 3 di ASEAN, biasanya selalu domestic sales no 1 di ASEAN. Kita sekarang kalah di bawah Thailand dan Malaysia yang notabene penduduknya lebih sedikit dari kita,” sebut Kukuh.

Sumber: CNBCIndonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only