JAKARTA. Insentif perpajakan yang diberikan pemerintah ke sektor properti sudah berlaku mulai memperlihatkan hasilnya. Berlaku sejak Maret 2021 hingga Agustus 2021, insentif itu mulai mendongkrak pertumbuhan penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di sejumlah bank.
Pemerintah memberikan insentif dengan membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk pembelian rumah dengan harga di bawah Rp 1 miliar dan pemotongan 50% PPN untuk rumah di kisaran harga Rp 2 miliar-Rp 5 miliar.
Insentif hanya berlaku untuk rumah atau apartemen yang akan bisa diserahterimakan dari Maret 2021 hingga Agustus 2021. Adapun besaran PPN pembelian rumah selama ini adalah 10%.
Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengatakan, KPR BRI tercatat tumbuh 2,06% pada kuartal I 2021. “Kebijakan pembebasan pajak mulai cukup terasa meski belum begitu signifikan terhadap pertumbuhan KPR BRI. Adapun ticket size yang mendominasi KPR kami saat ini adalah harga di bawah Rp 1 miliar,” katanya kepada KONTAN, Selasa (13/4).
Efek dari subsidi PPN bagi sektor properti akan lebih signifikan terlihat di kuartal II mendatang.
Tahun ini, BRI menargetkan KPR bisa tumbuh di atas 10%. year on year (yoy). Untuk mendorong pertumbuhan tersebut, BRI akan menggelar KPR Virtual Expo dan menawarkan suku bunga khusus.
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) juga merasakan hal serupa. Pada kuartal I 2021, bank ini melakukan pencairan KPR baru senilai Rp 2,1 triliun. Total oustanding KPR bank ini mencapai Rp 36,43 triliun atau meningkat 5,2% yoy.
Mortgage & Indirect Auto Business Head CIMB Niaga Heintje Mogi mengatakan, pencairan tersebut ditopang oleh insentif pajak dari pemerintah dan juga pelonggaran loan to value (LTV) dan penurunan bunga kredit.
“Dampak insentif PPN ini sudah cukup signifikan terutama untuk rumah di bawah Rp 2 miliar. Untuk pembelian rumah di atas Rp 2 miliar juga ada, namun tidak banyak,” ungkap Heintje.
Sebelumnya, CIMB Niaga menargetkan portofolio KPR tumbuh 6% tahun ini. Dengan pemberlakuan insentif pajak tersebut, perseroan ini menaikkan target tumbuh di atas 6% yoy. Adapun pencairan kredit baru ditargetkan bisa mencapai sekitar Rp 8,5 triliun, naik dari 7,3 triliun di tahun 2020.
CIMB Niaga juga akan menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong pertumbuhan KPR tahun ini. Salah satu cara adalah menggelar virtual expo bekerjasama dengan 15 pengembang besar.
Sementara Direktur Konsumer dan Kredit Komersial PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Hirwandi Gafar mengatakan, dampak pembebasan PPN terhadap penyaluran KPR baru akan tampak pada kuartal II tahun ini.
Saat ini permintaan KPR memang meningkat, termasuk dari segmen non subsidi. Hanya saja, dampak kebijakan pajak itu belum besar. “Yang pasti akan meningkatkan minat pembelian rumah khususnya untuk rumah ready stock,” kata Hirwandi Gafar kepada KONTAN, kemarin (13/4)
Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengaku insentif pajak itu sudah berdampak terhadap penyaluran KPR, meski nilainya masih kecil. Penyaluran KPR Bank Mandiri sudah naik sebesar 10% dari bulan ke bulan sejak awal tahun ini hingga Maret 2021. Namun, secara total laju kredit masih flat jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Ignatius Susatyo Ignatius Susatyo Wijoyo EVP Consumer Loans Group Bank Mandiri bilang, Bank Mandiri menaikkan target penyaluran KPR tahun ini akan tumbuh 5% menjadi sekitar 6%-7% yoy karena ada insentif ini.
Adapun ticket size penyaluran KPR Bank Mandiri di kuartal I masih sekitar Rp 400 juta-Rp 500 juta. Kendati begitu, KPR di kisaran Rp 1 miliar sudah mulai bergerak.
Sumber: Harian Kontan, Rabu 14 Apr 2021 hal 9
Leave a Reply