Tim ahli ekonomi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fuad Bawazier, berpendapat bahwa tercapainya target penerimaan negara tahun 2018 tidak dapat dikaitkan dengan kinerja pemerintah.
Hal itu ia katakan dalam menanggapi pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut penerimaan negara di tahun ini akan melampaui target dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Hingga akhir 2018 Sri Mulyani meyakini penerimaan negara bisa mencapai Rp 1.936 triliun atau naik 18,2 persen dari tahun lalu. Jumlah tersebut lebih tinggi dari target APBN 2018 sebesar Rp 1.894 triliun.
Kendati demikian, menurut Fuad, bukan disebabkan oleh usaha pemerintah.
“Pertama yang naik melampaui target itu adalah PNPB (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Itu karena kenaikan harga-harga komoditas, sebetulnya pemerintah enggak kerja apa-apa, itu memang ada perbaikan harga komoditas di pasar internasional,” ujar Fuad dalam sebuah diskusi di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (19/12/2018).
Seperti diketahui, penerimaan pajak tumbuh mencapai 15,2 persen, penerimaan bea cukai tumbuh 14,7 persen dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh (PNBP) 28,4 persen.
Mantan Menteri Keuangan itu menjelaskan, tingginya PNBP sebesar 28,4 persen terjadi karena naiknya harga komoditas ekspor Indonesia di pasar internasional.
Namun, penerimaan pajak yang seharusnya menjadi usaha pemerintah dan tulang punggung penerimaan negara, tidak mencapai target.
Berdasarkan data per 10 Desember 2018 yang dipaparkan Fuad, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp 1.163 triliun dari target Rp 1.424 triliun atau 81,7 persen
“Jadi masih kurang banyak,” kata Fuad.
Fuad pesimistis pemerintah dapat memenuhi target penerimaan pajak dalam sisa 20 hari hingga akhir tahun. Sebab target yang harus dikejar masih terlalu jauh.
“Kalau lihat sekarang masih kurang 18,3 persen atau Rp 261 triliun kekurangannya. Saya pesimis kalau itu bisa tercapai,” ucapnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini, penerimaan negara di tahun ini akan melampaui target dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Ini untuk pertama kalinya penerimaan negara melebihi target APBN.
Hingga akhir 2018 Sri Mulyani meyakini penerimaan negara bisa mencapai Rp 1.936 triliun atau naik 18,2 persen dari tahun lalu. Jumlah tersebut lebih tinggi dari target APBN 2018 sebesar Rp 1.894 triliun.
“Untuk pertama kali penerimaan negara akan mencapai melebihi apa yang ada di dalam UU APBN,” katanya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (5/12/2018).
Ia menilai, penerimaan negara sudah sangat bagus. Apalagi dilihat dari penerimaan pajak yang tumbuhnya mencapai 15,2 persen, penerimaan bea cukai tumbuh 14,7 persen dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh 28,4 persen.
“Ini outlook sampai akhir tahun, tapi nanti tanggal 31 Desember kami pasti update angka realisasi. Kami sudah itung sampai minggu pertama kemarin,” jelas Sri Mulyani.
Sumber: kompas.com
Leave a Reply