Ekonomi Lesu, China Pangkas Pajak Hingga Miliaran Dolar

China berencana memangkas pajak senilai miliaran dolar AS, mendorong investasi di sektor infrastruktur, dan meningkatkan pinjaman kepada UMKM sebagai stimulus guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Tahun lalu, perekonomian China tumbuh melambat, bahkan paling rendah dalam hampir 30 tahun terakhir. 

Perdana Menteri China Li Keqiang menjelaskan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan berada di kisaran 6 hingga 6,5 persen. Lebih lambat dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 6,6 persen. 

Pertumbuhan ekonomi China tahun lalu tercatat paling lambat sejak 1990 karena perang dagang dan tindakan keras Beijing untuk menekan risiko keuangan dengan menaikkan bunga pinjaman sehingga mengganggu investasi. 

Li menjelaskan pihaknya akan memperkuat kebijakan fiskal China guna membantu menopang perekonomian dengan memotong pajak hampir mencapai 2 triliun yuan atau sekitar US$298,31 miliar. 

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga akan dikurangi untuk mendukung sektor manufaktur, transportasi, dan konstruksi. 

Dengan ekonomi kehilangan tenaga, para pemimpin utama Cina mengamati dengan seksama tingkat ketenagakerjaan karena banyak pabrik yang dikhawatirkan terpaksa memangkas karyawannya. 

Li menjelaskan China akan memotong pajak pertambahan nilai (PPN) untuk sektor manufaktur menjadi 13 persen dari 16 persen, dan PPN untuk sektor transportasi dan konstruksi menjadi 9 persen dari 10 persen. 

Pemerintah juga akan mengurangi biaya jaminan sosial yang dibayarkan oleh perusahaan menjadi 16 persen. 

“China akan memantau lebih dekat situasi pekerjaan di perusahaan pengekspor yang sangat terpapar ke pasar A.S,” terang dia. 

Pemerintah bertujuan untuk menciptakan lebih dari 11 juta pekerjaan tahun ini di perkotaan dan menjaga tingkat pengangguran perkotaan dalam 4,5 persen. 

China tahun lalu memangkas pajak dan biaya senilai 1,3 triliun yuan dan memungkinkan pemerintah daerah menerbitkan surat utang senilai 1,35 triliun yuan. 

Tahun ini, pemerintah China telah menetapkan target defisit anggaran sebesar 2,8 persen dari PDB, naik dari tahun lalu 2,6 persen, yang mencerminkan penerimaan pajak yang lebih rendah dan pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi.

Pemerintah juga telah menetapkan target inflasi konsumen sekitar 3 persen. China telah menurunkan persyaratan cadangan bagi pemberi pinjaman komersial lima kali dalam setahun terakhir untuk mendorong pinjaman kepada perusahaan kecil dan swasta.

Li menegaskan pemerintah akan menjaga kebijakan moneter tidak terlalu ketat atau terlalu longgar, dan tidak akan menggunakan banjir stimulus. 

Pangkas Belanja Pertahanan

Seiring dengan perekonomian yang melambat, China pada tahun ini justru meningkat 

Tahun ini, China berencana menaikkan anggaran pertahanannya sebesar 7,5 persen dari tahun lalu menjadi 1,19 triliun yuan. 

Tahun lalu, pengeluaran pertahanan ditetapkan meningkat 8,1 persen, sedangkan pada 2016 dan 2017 naik masing-masing 7,6 persen dan 7 persen. Sementara itu, lima tahun sebelumnya, anggaran pertahanan China meningkat dua digit. 

Sumber : Cnnindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only