Dihadang sentimen negatif eksternal, rupiah masih mampu menguat

Ketidakpastian Brexit turut mempengaruhi rupiah pada perdagangan Rabu (13/3). Namun, penantian para pelaku pasar terhadap data ekonomi domestik bisa meredakan tekanan yang dialami rupiah pada esok hari.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat 0,01% ke level Rp 14.265 per dollar AS pada hari ini. Di saat yang sama, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia melemah 0,12% ke level Rp 14.269 per dollar AS.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menyampaikan, mayoritas anggota parlemen yang mengikuti pemungutan suara pada Selasa kemarin menentang kesepakatan Brexit. Alhasil, rupiah kembali tertekan setelah sebelumnya sempat mendapat angin segar dari hasil data inflasi AS yang mengalami pelemahan.

Kendati demikian, dampak Brexit bisa saja berkurang. Hal ini terjadi setelah pemerintah Inggris akan menghapus tarif impor barang, terutama kepada Irlandia dan Irlandia Utara yang berbatasan dengan negara tersebut. Rencana ini bakal direalisasikan jika tak ada kesepakatan Brexit.

“Paling tidak pemerintah Inggris punya upaya agar Brexit tidak terus-terusan mengganggu kondisi pasar,” ujar Reny.

Selain itu, para pelaku pasar juga akan mencermati data neraca perdagangan Indonesia bulan Februari yang sebenarnya baru akan dirilis pada Jumat (15/3) nanti. Ada potensi defisit neraca dagang Indonesia akan berkurang setelah cadangan devisa naik. “Sehari sebelum neraca dagang dirilis, ada kemungkinan rupiah menguat terbatas,” kata dia.

Menurut Reny, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.185—Rp 14.286 per dollar AS pada perdagangan Kamis (14/3).

Sumber: Kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only