Pemerintah berencana merevisi atau merelaksasi tarif pajak kendaraan. Pengenaan pajak bukan lagi berdasarkan besarnya CC kendaraan, tapi tinggi rendahnya emisi kendaraan. Mobil LCGC atau low cost green car yang biasanya tidak kena PPnBM, akan kena pajak 3 persen.
Menanggapi hal itu, Head of Brand Development and Marketing Research PT SuzukiIndomobil Sales (SIS), Harold Donnel mengatakan, kami masih menunggu detail aturannya seperti apa, yang pasti kami akan ikuti semua kebijakan dari pemerintah.
Saat ditanyakan apakah akan berpengaruh terhadap kenaikan harga, Harold mengungkapkan belum mendapatkan arahan resmi dari pemerintah akan seperti apa penerapan aturan ini. “Jadi belum bisa berkomentar,” ujarnya kepada Tempo pada Jumat, 15 Maret 2019.
Sementara Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra mengatakan, pada dasarnya insentif pajak diberikan untuk konsumen. Sepanjang pajak sama untuk semua merek yang main di LCGC, maka kompetisi akan sama. “Impact pada pasar mobil LCGC, hanya terjadi jika daya beli komsumen tidak memadai, maka pasar LCGC akan turun,” kata Amel.
Ia juga menuturkan bahwa kebijakan pajak ini tidak akan berpengaruh soal harga. “Harga LCGC dan city car beda lumayan besar, jadi tidak akan bersinggungan antara Daihatsu Ayla dengan Daihatsu Sirion,” tuturnya.
Sedangkan Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto akan melihat dari tujuan pemerintah. “Pemerintah mau ke arah ramah lingkungan. Kan kalau tidak salah sekarang arahnya ke Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2),” kata Soerjo.
Ia melanjutkan, pemerintah akan mengarah ke sana, karena bahan bakar ia klaim sudah mau habis, 2040 diperkiran sudah tidak ada bahan bakar. Maka pemerintah cari sumber alternatif.
Menurut Soerjo, pajak menjadi 3 persen untuk LCGC adalah alternatif untuk menekan efisiensi. “BBN misalnya naik Rp 1 juta, tidak semuanya dibebankan ke customer. Pasti diambil sebagian oleh ATPM. Meski harga mobil nanti akan naik, tapi tidak plek 3 persen. Kita juga tidak menurunkan level produksi,” ujarnya.
Sumber : Tempo.co
Leave a Reply