Dua negara besar yang sedang bertikai Amerika Serikat (AS) dan China akan bertemu kembali pekan depan. Namun, belum ada tanda-tanda kedua negara akan mengendurkan kebijakan soal perang tarif.
Malah presiden AS Donald Trump menyebutkan dia tidak akan menurunkan tarif jika Tiongkok tidak memulai terlebih dahulu. “Kami tidak berbicara tentang menghapusnya. Kami berbicara tentang meninggalkan mereka dalam jangka waktu yang cukup lama, karena kami harus memastikan bahwa jika kami melakukan kesepakatan, China akan melakukannya,” ujar Trump.
Sikap itu diyakini dapat memperumit pembicaraan perdagangan AS-China yang dijadwalkan dimulai kembali pekan depan. Sebab, para pejabat Tiongkok telah mendesak untuk mngangkat penuh tarif AS sebagai bagian dari kesepakatan apapun.
Trump mengatakan, dia akan mengutus Perwakilan Dagang AS Robert Lightizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin untuk berangkat ke Beijing akhir pekan ini untuk membicarakan rencana pertemuan negosiasi tarif dagang antara kedua negara.
Trump mengatakan, perjalanan negosiatornya ke negeri Tembok Raksasa itu untuk melanjutkan kesepakatan. Pertemuan itu nantinya menjadi pertemuan pertama sejak Trump menunda batas waktu 1 Maret untuk mencegah kenaikan tarif impor China dari 10% menjadi 25% senilai US$ 200 miliar. “Kesepakatan itu berjalan baik,” kata Trump.
AS menuntut agar China mengakhiri praktik memaksa transfer teknologi Amerika ke perusahaan-perusahaan Tiongkok.
Sejaak Juli 2018, Amerika Serikat telah mengenakan bea atas impor China senilai US$ 250 miliar, termasuk US$ 50 miliar pada barang-barang teknologi dan industri sebesar 25% dan US$ 200 miliar pada produk-produk lain.
China pun membalas dengan mengenakan tarif atas barang-barang dari negeri Paman Sam sekitar US$ 110 miliar.
Sumber: Harian Kontan
Leave a Reply