Dipicu Kabar dari AS & Jepang, IHSG Berpotensi Naik Lagi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (29/4/2019), berpotensi menguat kembali setelah akhir pekan lalu juga ditutup positif 0,44% ke level 6.401,08.

Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan pasar mencermati rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat (AS). Data PDB AS yang secara kuartal ke kuartal (QoQ) naik cukup tinggi yang membuat prediksi sebelumnya bahwa AS mendekati resesi tampaknya menjadi angin lalu.

Namun, data Indeks Harga Belanja Personal atau Core Price Index Expenditure (PCE) QoQ kembali turun, yang berarti akan terus memperkecil kenaikkan tingkat suku bunga The Fed tahun ini.

PILIHAN REDAKSI
Pekan Lalu Penuh Tekanan, ke Mana Arah IHSG Hari Ini?
Boy Thohir Suntik Tri, Bali United Siap Merumput di Bursa
IHSG Berpotensi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Para Broker

Bahkan beberapa investor di AS mulai menggaungkan bahwa ada potensi bank sentral AS tersebut akan menurunkan tingkat suku bunga Fed Funds Rate.

Fokus berikutnya adalah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang tengah membahas bagaimana memperdalam hubungan perdagangan dan ekonomi mengenai energi, konektivitas digital, dan infrastruktur.

AS tengah berusaha mengurangi defisit perdagangan dengan Jepang dan mendapatkan akses yang lebih dalam ke pasar pertanian negara Asia.

Sementara Jepang juga sedang mencari perjanjian konkret mengenai tarif impor mobil AS, setelah sebelumnya Jepang mendapatkan pembebasan pajak mengenai baja dan aluminium.

Dari dalam negeri, pasar menanti rilis data ekonomi dalam negeri, yaitu inflasi. Inflasi bulan ke bulan (MoM) diprediksi naik dari sebelumnya 0,11% menjadi 0,13% dan secara tahuan (YoY) naik dari sebelumnya 2,48% menjadi 2.50%.

Bank Indonesia meyakini tekanan inflasi selama bulan Ramadan akan tetap terkendali seiring dengan diterapkannya sejumlah strategi oleh tim pengendali inflasi.

Selain itu, BI juga melihat potensi inflasi secara keseluruhan pada tahun 2019 turun dari proyeksi awal yang sebesar 3,5% dari kisaran yang ditetapkan 2,5% – 4,5%.

Dari segi teknikal, Panin Sekuritas menyebutkan IHSG sudah memasuki masa jenuh jual (oversold) dan menipisnya kekhawatiran pelemahan ekonomi global.

Namun jika memperhatikan tren, IHSG masih dalam kondisi rawan menurun kembali. Untuk hari ini, kondisi jenuh jual masih terasa, dan IHSG masih ada peluang untuk melanjutkan penguatan.

Hari ini indeks masih akan diperdagangkan bervariasi dengan rentang support (level penahan bawah) di 6.330 dan resisten (penahan atas) di 6.420.

Sumber : CNBC Indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only