Sri Mulyani Sebut Pemilu ‘Lemahkan’ Ekonomi Kuartal I

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07 persen pada kuartal I 2019 karena terpengaruh penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Sri Mulyani mengaku pertumbuhan ekonomi hanya berada di kisaran 5,07 persen karena investasi hanya tumbuh sekitar 5,03 persen pada periode Januari-Maret 2019. Pertumbuhan itu jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 7,94 persen.

Lemahnya pertumbuhan investasi, menurut dia, disebabkan oleh penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 pada 17 April lalu. Penentuan calon pemimpin kerap memberi pengaruh besar pada keputusan bisnis dan investasi para pengusaha.

“Mungkin juga penjelasannya karena kuartal I kemarin menjelang Pemilu, sehingga itu mempengaruhi dari sisi keputusannya,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (6/5).

Selain investasi, indikator ekspor juga memburuk dari tumbuh 5,94 persen pada kuartal I 2018 menjadi minus 2,08 persen pada kuartal I 2019. Padahal, ekspor merupakan salah satu indikator yang tengah didorong pemerintah untuk menjadi motor perekonomian tahun ini.

Sri Mulyani pun mengaku realisasi ekspor memberi dampak negatif bagi perekonomian. Namun, ia mengaku belum tahu persis penyebab kinerja ekspor melempem.

“Kami perhatikan sisi faktor yang berasal dari luar seperti pelemahan ekonomi, verus yang dari dalam apa daya kompetitif,” ungkapnya.

Sri Mulyani mengklaim pertumbuhan ekonomi yang relatif stagnan juga turut dipengaruhi perekonomian dunia dipandangnya memang tengah melemah. Ia juga menilai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07 persen masih berada di rentang proyeksi pemerintah.

Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal I 2019 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,01 persen pada kuartal I 2019. Pertumbuhan konsumsi hanya naik 0,07 persen dari kuartal I 2018 sebesar 4,94 persen. Sementara konsumsi pemerintah naik dari 2,71 persen pada kuartal I 2018 menjadi 5,21 persen pada kuartal I 2019.

“Kami melihat dari sisi konsumsi masih cukup baik di atas 5 persen. Kami juga melihat dari sisis pemerintahan, pertumbuhan cukup baik, karena ada akselerasi terutama belanja sosial,” jelasnya.

Kendati begitu, Ani mengakui bahwa pemerintah memiliki segudang pekerjaan rumah untuk memacu pertumbuhan ekonomi agar mencapai target 5,3 persen pada akhir tahun ini Namun, ia belum bisa menjabarkan strategi dan kebijakan apa yang sekiranya akan segera dilakukan agar bisa membuat perekonomian melambung dengan ‘kilat’.

“Kami berharap pada kuartal kedua dan sampai akhir kuartal akan pick up. Karena angkanya di sekitar 5 persen, semestinya bisa lebih tinggi,” pungkasnya.

Sumber : CNN Indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only