Pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah ekspektasi

Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Senin (6/5) tercatat tertekan cukup dalam sebesar 1,00% ke level 6.256. Rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di bawah ekspektasi membuat respon pasar menjadi negatif.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2019 sebesar 5,07% secara tahunan atau -0,52% dibanding kuartal sebelumnya.

Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal I-2018 yang tercatat 5,06% secara tahunan dan lebih rendah dari kuartal IV-2018 yang sebesar 5,18%. Angka tersebut di bawah prediksi dan konsensus bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di level 5,20%.

Muhammad Al Fatih, Analis Samuel Sekuritas menilai IHSG hari ini terdampak dari sentimen regional yang disebabkan dari pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) yang menyatakan akan kembali menaikkan tarif impor Tiongkok yang bisa saja menyulut kembalinya perang dagang.

Selain itu, hasil data ekonomi Indonesia yang di bawah ekspektasi membuat IHSG kian tertekan. “Efeknya kemudian kurs nilai tukar dolr AS menguat,” ujar Al Fatih kepada Kontan.co.id, Senin (6/5).

Lebih lanjut menurutnya, pertumbuhan ekonomi dunia akan melemah. Dan, negara berkembang akan terkena dampak karena masih tergantung dengan global seperti impor dan ekspor. Transaksi Indonesia dengan Tiongkok juga cukup besar

Al Fatih menambahkan, sektor terkait ekspor dan impor akan terdampak. Pun sektor yang rentan dengan perubahan kurs nilai tukar. “ASII akan terdampak karena sebagian komponen masih impor,” ujar Al Fatih.

Kendati demikian pihaknya memproyeksikan sektor konsumer terutama yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari akan lebih baik melihat sentimen dari puasa dan lebaran. INDF dan ICBP jadi salah satu emiten yang masih bisa diperhitungkan.

Sumber : Kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only