Sri Mulyani: Hingga Agustus 2019, Defisit Anggaran Rp 199,1 T

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat adanya kenaikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Agustus 2019 mencapai angka Rp 199,1 triliun atau 1,24 persen dari Produk Domestik Bruto.

“Ada kenaikan defisit yang cukup besar yaitu 32 persen,” ujar Sri Mulyani di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 24 September 2019. Adapun target defisit pada APBN 2019 adalah sebesar 296 triliun. Artinya, defisit hingga akhir Agustus tersebut baru mencapai 67,2 persen.

Sementara itu, pada periode yang sama tahun lalu, realisasi defisit APBN mencapai Rp 150,5 triliun atau 1,02 persen dari Produk Domestik Bruto. Artinya, defisit pada periode ini tercatat lebih tinggi ketimbang pada periode yang sama pada tahun lalu.

Hingga 31 Agustus 2019, dia mengatakan penerimaan negara baru mencapai Rp 1.189,3 triliun alias 54,9 persen dari target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019 yang Rp 2.165,1 triliun. Artinya, masih kurang sekitar 45 persen atau Rp 975,83 triliun dari target. “Kalau dibanding tahun lalu yang Rp 1.152,9 triliun, pertumbuhannya 3,2 persen,” ujar dia.

Dari jumlah pendapatan tersebut, Rp 1.188,32 adalah pendapatan dalam negeri. Rinciannya, penerimaan perpajakan Rp 920,15 triliun dan penerimaan negara bukan pajak Rp 268,16 triliun. Adapun pendapatan hibah 0,96 triliun.

Meski demikian, dia melihat pertumbuhan dari pendapatan baik perpajakan maupun penerimaan bukan pajak lebih rendah dari pertumbuhan tahun lalu.

Pada tahun ini penerimaan perpajakan hanya 1,4 persen, sementara pada tahun lalu 16,5 persen. Adapun pertumbuhan penerimaan bukan pajak naik 11,6 persen, atau lebih rendah dari tahun lalu yang naik 24,3 persen.

Dia mengatakan realisasi belanja negara hingga akhir Agustus 2019 adalah Rp 1.388,3 triliun atau 56,4 persen dari target APBN 2019. Besar belanja negara itu naik 6,5 persen dari tahu lalu. Pertumbuhan belanja negara itu sedikit lebih lemah dari tahun lalu yang tumbuh 8,8 persen.

Hingga akhir bulan lalu, pemerintah pusat telah membelanjakan Rp 857,7 triliun . Sementara, transfer ke daerah dan dana desa Rp 530,6 triliun. “Transfer ke daerah realisasinya sudah 64,2 persen, ini lebih tinggi dari tahun lalu yang Rp 501,3 triliun,” kata Sri Mulyani.

Sumber : TEMPO.CO

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only