Investor Saham Respons Positif Sri Mulyani Jadi Menteri Keuangan

Sejumlah analis memperkirakan penunjukan kembali Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan berdampak positif terhadap pasar modal. Ia kembali diminta menempati jabatannya sebagai menteri pada kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) -Ma’aruf Amin periode 2019-2024. 

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menyatakan, penunjukan Sri Mulyani bisa memberi dampak positif terhadap perekonomian dalam negeri. Posisi menteri Keuangan menuntut kemampuan yang cukup tinggi. “Sri Mulyani punya kapasitas yang luar biasa untuk mengisi posisi tersebut,” kata Nico di Jakarta, Selasa (22/10).

Adapun tugas utama yang harus diemban oleh Sri Mulyani di masa jabatan terbarunya ini, salah satunya yakni menurunkan defisit neraca dagang alias current account deficit (CAD).

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit US$ 1,95 miliar atau sekitar Rp 27,23 triliun pada Januari-September 2019. Meskipun, nilainya mengecil dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,82 miliar.

Selain itu, mantan direktur pelaksana Bank Dunia juga memiliki tugas mendorong investasi asing (foreign direct investment). Sehingga aliran modal masuk (capital inflow)  tak hanya mengalir ke sektor keuangan, tapi juga ke sektor riil.

“Ini yang kita nantikan sebetulnya di tengah-tengah perginya perusahaaan dari Tiongkok, mengapa tidak ada satu pun yang mampir ke Indonesia,” kata Nico.

Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama juga berpendapat senada. Menurutnya, investor pasar modal bakal merespons positif penunjukkan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. “Beliau adalah Srikandi menteri keuangan terbaik di dunia,” kata Nafan Aji.

Dia menilai, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Sri Mulyani di masa jabatannya kali ini, yaitu untuk meningkatkan investasi serta meningkatkan penerimaan pajak. “Di sisi lain, program reformasi perpajakan juga perlu ditingkatkan,” kata Nafan.

Salah satu yang dinilai penting menurutnya, yaitu terkait pemberian insentif pajak untuk produk-produk yang ada di pasar modal dalam negeri.

Pada penutupan perdagangan sore ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,43% menjadi di level 6.225,49. Dengan penguatan hari ini, IHSG berarti sudah menguat selama delapan hari berturut-turut dan tercatat naik 3,3%.

IHSG sempat turun hingga berada di level 6.178,55 atau terkoreksi 0,32% yang merupakan level terendah IHSG pada perdagangan hari ini. Sementara, level tertinggi IHSG dicetak di level 6.229,39 atau naik sebesar 0,49%.

Sepanjang hari ini, total volume perdagangan mencapai 16,97 miliar saham dengan nilai transkasi Rp 8,21 triliun dan frekuensi transkasi 505 ribu kali. Tercatat ada 186 saham yang menguat, 224 saham turun, dan 147 saham stagnan.

Tercatat pula investor asing pada perdagangan hari ini melakukan aksi jual bersih Rp 40,77 miliar. Meski begitu, di pasar reguler investor asing melakukan beli bersih Rp 64,77 miliar. Sementara, di pasar negosiasi dan tunai investor asing melakukan jual bersih Rp 105,54 miliar.

Sumber: katadata.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only