Suku Bunga Dipangkas, Asing Masuk Rp 1 T, IHSG Melesat 1,31%!

Jakarta, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Kamis (24/10/2019), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,22% ke level 6.271,51. Per akhir sesi satu, indeks harga saham acuan di Indonesia tersebut telah memperlebar penguatan menjadi 0,8% ke level 6.307,54. Per akhir sesi dua, penguatan IHSG sudah kembali bertambah lebar menjadi 1,31% ke level 6.339,65.

Penguatan IHSG pada hari ini menandai penguatan yang ke-10 secara beruntun.

Sentimen dari dalam negeri berkontribusi besar dalam mengerek kinerja pasar saham Tanah Air pada hari ini. Bukan, bukan pengumuman kabinet oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melesatkan IHSG pada hari ini, namun hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). 

Kemarin (23/10/2019), RDG BI untuk periode Oktober 2019 dimulai dan berakhir pada hari ini, diikuti oleh pengumuman tingkat suku bunga acuan.

Dalam konferensi pers yang digelar pasca-RDG selesai digelar, Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk menyuntikkan stimulus bagi perekonomian Indonesia dengan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps).

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 Oktober memutuskan untuk menurunkan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (24/10/2019).

“Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, serta langkah pre-emptive lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat,” tambah Perry.

Untuk diketahui, pemangkasan tingkat suku bunga pada hari ini menandai pemangkas tingkat suku bunga acuan selama empat bulan beruntun. Jika ditotal, suku bunga acuan sudah dipangkas sebesar 100 bps dalam empat bulan terakhir.

Keputusan BI pada hari ini sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan dipangkas sebesar 25 bps menjadi 5%. Keputusan tersebut juga sesuai dengan analisis dari Tim Riset CNBC Indonesia yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas oleh BI, yakni sebesar 25 bps.

Saat ini, perekonomian Indonesia jelas membutuhkan suntikan energi yang salah satunya bisa datang dari pemangkasan tingkat suku bunga acuan. Untuk diketahui, pada awal Agustus Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi periode kuartal II-2019.

Sepanjang tiga bulan kedua tahun 2019, BPS mencatat perekonomian hanya tumbuh sebesar 5,05% secara tahunan, jauh melambat dibandingkan capaian kuartal II-2018 kala perekonomian mampu tumbuh sebesar 5,27%. 

Pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan kedua tahun 2019 juga melambat jika dibandingkan capaian pada kuartal I-2019 yang sebesar 5,07% YoY. Untuk periode semester I-2019, perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,06% YoY.

Bahkan, saat ini perekonomian Indonesia dikhawatirkan akan tumbuh di bawah 5% pada tahun 2019. Kekhawatiran ini diungkapkan oleh lembaga keuangan besar berbendera asing.

Melansir konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg, JPMorgan Chase memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 4,9% pada tahun ini, sementara Deutsche Bank menaruh proyeksinya di level 4,8%.

Dengan dipangkas kembalinya tingkat suku bunga acuan oleh BI, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.

Sumber : cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only