KEJAR TARGET PAJAK TETAP HARUS PROPER

Berdasarkan data kementerian keuangan realisasi penerimaan pajak hingga 31 oktober 2019 baru mmencapai RP 1018,47 trilliun atau baru   mencapai 64,56 % dari target sebesar RP 1577,56 trilliun di apbn 2019.  Angka itu tumbuh mini sebesar 0,23% year on year (yoy).

 Artinya, direktorat jenderal pajak ( djp) masih ahrus mengumpulkan penerimaan sebesar rp 559 triliun lagi. Walaupun pemerintah sendiri, awalnya memproyeksi penerimaan pajak akhir tahun bakal mencatat shortfall rp 140 trilliun bahkan bealkangan shortfall diperkirakan bakal melebar dari angka perkiraan itu.

Sementara hingga akhir oktober 2019 djp berhasil mengumpulkan penerimaan dari penagihan piutang pajak sebesar 133 trillium. Jumlah itu suryo utomo memaparkan kepada tim redaksi kontan.

Pastinya,pekerjaan pajak itu bukan pekerjaan yang instan pajak itu sifatnya terus menerus kalua kita bicara dua bulan ke depan apa yang harus dilakukannya sebelumnya harus clear. Artinya ketika ada wajib pajak kita arahkan untuk melakukan pembetulan otomatis dengan sendirinya, jadi tidak hanya bicara penagihan.

Tapi sebelumnya saya ingin menjelaskan bahwa penerimaan pajak bias dibagi menjadi dua. Ada penerimaan pajak yang sifatnya rutin artinya kita bisa bicara current month dan penerimaan pajak dikaitkan dengan post years.

 Kalau bicara current adalah akitivitas yang berjalan 2019. Dan seperti yang saya sampaikan itu terkait tsituasi ekonomi. Tapi kondisi ekonomi tidak semuanya negtif, karena  karena masih ada yang bisnis positif ambil contoh perbankan dan transportasi.

Paling tidak untuk perkembangan yang positif, seperti perbankan, mereka menggunakan basis laporan keuangan bulanan. Jadi betul betul kita awasi. Kemudian untuk wajb pajak apalagi bicara  yang current biasanya kalua yang pph pasal 25 kan nilainya 1/12 dari tahun sebelumnya, kecuali mereka minta untuk dikurangi karena situasi.

Jadi yang sifatnya rutin, pph pasal 21 dan pph pasal 25 kita jaga terus, Saya minta ke rekan-rekan di lapangan untuk rutin mengawasi hal tersebut. Karena masing-masing kantor punya daftar WP, jangan sampai kelupaan setor.

Kemudian current selanjutnya adalah belanja pemerintah yang tergolong besar di akhir tahun, terutama di daerah. Jadi kita sudah minta ke pemda setempat, untuk memberikan gambaran berapa estimasi uang yang akan mereka belanjakan. Ini kami pantas terus.

Kemudian dari harga komoditi yang mulai menunjukan perbaikan, walaupun tidak terlalu kuat, seperti minyak mentah (cpo).

Nah disisi lain kami melakukan pengawasan data informasi serta aktivitgas yang sudah outstanding. Kepatuhan ini jadi penting.

Sekarang sedang cleansing data yang mau ditindaklanuti September lalu . siapa tahu kita bisa melakukan penarikan, tapi prinsipnya harus proper dan tidak tiba tiba dating dan menagih

Untuk ekstensifikasi, masyarakat yang belum masuk system, kami arahkan ke system dengan menjadi wp, dan memiliki NPWP. Kami terus memperbesar basis WP baru. Karyawan sudah dengan sendirinya oleh perusahaan gapnya sudah kecil.

Sekarang concern kami adalah  yang ada di luar garis. Bukan karyawan, namun pengusaha tapi belum masuk system.

Lalu upaya lain adalah kami memperbaiki moda pengawasan agar lebih focus, Kami memiliki yang kantor madya, kkp khusus kkp madya, luas tapi sifatnya wilayah.

Yang baru ter-cover sekitar 60%. Jadi target kita sekitar 80% bisa ditangani. Jadi satu kanwil bisa punya dua madya, belum punya madya kita bikin biar punya.

Lalu bagaimana memperluas basis? Kpp pratama kita disana ada seksi pengawasan dan seksi ekstensifikasi. Nanti kita akan memaksimalkan mereka untuk memperluas basis.

Teknisnya bagaimana nanti sedang kami siapkan. Gambarannya, masing-masing kpp masuk untuk memaksimalkan wilayahnya namun pada prinsipnya pemungutan pajak harus tetap proper.

Sumber: Tabloid Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only