Bisnis ganja tak sesuai harapan. Ternyata niklai pasar bisnis ini sudah anjlok sejak Maret 2019 lalu. Beberapa perusahaan mengalami kerugian. Ada beberapa hal yang menyebabkan bisnis ganja sempoyongan, seperti perizinan dan tingginya pajak atas ganja legal. Pemain di industri ini mencoba bertahan, seperti menghasilkan aneka ragam produk ganja, misalnya permen dan minuman. Industri berharap Donals Trump kembali menjadi presiden AS di tahun depan.
BENAR kata pepatah, bermain air basah , bermain api hangus. Yang artinya setiap pekerjaan atau usaha ada tantangannya. Begitu juga dalam bermain dalam bisnis ganja. Mengutip dw.com, dulu, mereka yang berinvestasi dalam stok ganja merasa seperti penambang emas. Tahun 2013, jika anda menambahkan modal sebesar CAD 1.000 atau sekitar Rp 10,62 juta ke perusahaan produsen ganja terbesar dunia, Canopy Growth, yang saat itu relatif tidak dikenal, mungkin anda hari ini akan menjadi CAD 2,2 juta atau hampir Rp 31 Miliyar lebih kaya.
Ketika itu, banyak analis yakin, sesuatu yang besar akan terjadi. Beberapa orang juga memperkirakan bisnis ganja akan tumbuh hingga CAD 200 miliar hingga dekade berikutnya. Tetapi kenyatan berkata lain. Pada oktober 2019, pasar telah kehilangan setidaknya CAD 35 miliar sejak Maret lalu. Dan salah satu perusahaan ganja, Aurora Cannabis, mengalami kerugian.
Harga saham produsen Kanada itu telah anjlok 60% selama beberapa bulan terakhir. Keuntungan tahun lalu, harga saham naik 400% dalam sebulan, sekarang hanya tinggal kenangan. Semua itu fly. Pada november 2019, Canopy Growth kembali gagal memenuhi harapan di kuartal kedua fiskal. Beberapa analis Wall Street menyebut kerugian hampir mencapai CAD 25 juta selama tiga bulan terakhir. Euforia penggembar ganja dibayangi masalah seputar perizinan. Tanaman ini masih diperlakukan terbatas di beberapa wilayah saja. Misalnya, hanya seperlima dari negara bagian Amerika Serikat (AS) yang memang memungkinkan penggunaan ganja sebagai kegiatan rekreasi dan tidak untuk keperluan medis.
Disisi lain, tingginya pajak memukul penjualan ganja legal. Beberapa negara bagian mengenakan tarif 45%. Banyak konsumen tidak mampu atau tidak ingin membayar harga yang terlalu tinggi, sehingga pasar gelap tetap ada. “Mengapa seseorang menghabiskan US$ 20?” kata Alan Valdes, Senior Partner Silverbear Capital.
Canopy Growth, berinovasi dengan menggaet rapper asal Kanada, Drake dalam menghasilkan aneka ragam produk ganja. Seperti permen ganja yang akan diproduksi dipabrik milik cokelat Hershey. Minuman ganja juga masuk perencanaan. Industri ganja diperkirakan tumbuh usai pemilu AS tahun depan. Asal Donald Trump memenangkan petarungan pemilihan presiden.
Sumber : KONTAN
Leave a Reply