Investor Khawatir AS-Eropa, Waspada IHSG Melemah Besok!

Jakarta,- Negosiasi perdagangan fase pertama Amerika Serikat (AS) dengan China menjadi katalis positif bagi perekonomian global. Setelah damai dagang dan meredanya sentimen ketegangan di Timur Tengah, pasar kini menantikan damai dagang AS dengan Uni Eropa.

Akhir pekan ini, Jumat (17/1/2020) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.281,66 poin, terkoreksi tipis 0,07%. Tapi, dalam sepekan, indeks saham acuan Indonesia itu sudah menguat 0,11%.

Dalam risetnya, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengungkapkan, perwakilan AS dan China telah melakukan penandatangan kesepakatan perdagangan parsial, di mana AS setuju untuk tidak mengenakan tarif tambahan dan mengurangi tarif terhadap sejumlah barang China senilai US$ 120 miliar.

Adapun China, dikabarkan akan membeli lebih dari US$50 miliar minyak, gas alam cair, dan produk energi AS lainnya dalam 2 tahun. Meski demikian, Hans menilai, kesepakatan fase pertama masih sangat rapuh karena banyak hal teknis yang harus dibicarakan.

Menurut Hans Kwee, di tengah tensi perang Timur Tengah yang mereda, investor masih perlu mewaspadai kemungkinan kembali panasnya ketegangan geopolitik AS-Iran.

Inggris, Perancis dan Jerman juga secara resmi menuduh Iran melanggar perjanjian nuklir yang disepakati pada 2015. Hal ini membuat peluang sanksi-sanksi kembali dikenakan.

“Pasar menanti langkah sanksi baru apa yang diumumkan AS baru kepada Iran terkait pengayaan uranium dan tudingan Teheran sengaja menyerang fasilitas AS di Irak,” ungkap Hans dalam riset yang diterima CNBC Indonesia, Minggu (19/1/12020).

Beralih dari sana, usai negosiasi perang dagang AS China, pasar menanti kelanjutan negosiasi AS dan Uni Eropa.

Sinyal positif ini mengemuka usai adanya pembicaraan yang dilakukan terkait keinginan Komisi Uni Eropa untuk melakukan menegosiasikan sengketa perdagangan terbuka dengan AS. Negosiasi kedua wilayah diharapkan menjadi langkah baik dalam memecahkan masalah-masalah seperti pajak digital Prancis dan subsidi industri dirgantara.

Hans mencatat, laba korporasi akan menjadi sentimen pasar pekan depan. Di awal musim laporan keuangan mencatatkan data yang baik. Dari 7% dari perusahaan yang masuk indeks S&P 500 telah melaporkan keuangannya, menurut data FactSet 76,5% perusahaan-perusahaan itu membukukan laba lebih baik dari perkiraan.

FactSet memperkirakan laba S&P 500 berpeluang turun 2% pada kuartal keempat secara year-over-year.

Sedangkan sebagian analis memperkirakan laba emiten pada indeks S&P 500 berpeluang turun 0.8 % pada kuartal keempat, tetapi analis memperkirakan terjadi kenaikan laba 5,8 persen pada kuartal pertama 2020.

Melihat sejumlah katalis itu, Hans meyakini, IHSG berpeluang konsolidasi melemah pekan ini dengan support (batas bawah) di level 6.255 sampai 6.218 dan resistance (batas atas) di level 6.300 sampai 6348.

“Pelaku pasar direkomendasikan SOS ketika pasar menguat,” tukasnya.

Sumber: CNBCIndonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only