Pengamat pajak menilai tax examination abroad bisa perbaiki profil wajib pajak

JAKARTA. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak segera mengejar wajib pajak yang berada di luar negeri untuk mencari data dan informasi yang dibutuhkan. Ini setelah otoritas pajak menilai data yang dihimpun sebelumnya belum lengkap.

Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.PER-02/PJ/2020tentang Tata Cara Pelaksanaan Tax Examination Abroad dalam Rangka Pertukaran Data Informasi Berdasarkan Perjanjian Internasional. Beleid ini ditetapkan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Suryo Utomo pada 27 Januari 2020.

Pengamat Pajak Danny Darussalam Tax Center (DDTC) Darussalam mengapresiasi langkah otoritas pajak. Menurutnya, dengan adanya tax eximination abroad memungkinkan interaksi yang lebih intens dari Ditjen Pajak dengan otoritas negara terkait tentang profil kepatuhan wajib pajak tertentu.

“Automatic exchange of information (AEoI) sudah baik, tapi akan lebih baik jika dioptimalkan dengan mekanisme tax eximination abroad,” kata Darussalam kepada Kontan.co.id, Kamis (13/2).

Dalam konteks tax eximination abroad setiap negara memiliki kepentingan maupun masalah yang sama mengenai kesulitan untuk melaksanakan kepatuhan wajib pajak yang  memiliki akses/kegiatan secara cross border. 

Untuk itu, Darussalam menilai bahwa aturan ini bukan semata-mata untuk optimalisasi wajib pajak yang belum terjamah lewat tax amnesty. Melainkan, secara umum meningkatkan penerimaan pajak dari wajib pajak potensial di luar negeri.

Tax eximination abroad sendiri merupakan salah satu mekanisme kerjasama untuk memerangi offshore tax evasion maupun tax avoidance,” ujar Darussalam.

Sumber: Kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only