Sulit disanggah, kalau ekonomi Indonesia di awal-awal tahun ini sedang kurang gairah. Kinerja penerimaan pajak di awal tahun 2020 yang lebih rendah bisa menjadi cerminan kalau ekonomi memang sedang melemah.
Kementerian Keuangan mencatat, penerimaan pajak pada Januari 2020 hanya sebesar Rp 80,2 triliun. Secara nominal, penerimaan pajak ini lebih rendah 6,88% dibandingkan dengan Januari 2019 yang mencapai Rp 86 triliun. Januari tahun lalu, penerimaan pajak masih naik 8,82% dari Januari 2018.
Boleh jadi, tekanan penerimaan pajak ini bakal terus berlanjut di sepanjang tahun ini lantaran di sepanjang tahun ini lantaran proses kurang cerah pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Rencana sejumlah perusahaan-perusahaab terbuka anggota indeks bisnis dengan memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun ini, menggambarkan ketidakpastian yang tinggi mengenai prospek ekonomi tahun ini.
Tekanan ekonomi yang masih berat di tahun ini juga diperkuat proyeksi pertumbuhan kredit tahun iini yang dirivisi lebih kecil.
Bank Indonesia (BI) memangkas perkiraan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini menjadi sebesar 9%-11%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya pada kisaran 10%-12%.
Perubahan proyeksi pertumbuhan kredit ini sejalan dengan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 yang juga menjadi lebih rendah. Versi terbaru BI, ekonomi Indonesia tahun ini bakal tumbuh di kisaran 5%-5,4%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 5,1%-5,5%.
Bisa dipahami kalau BI kemudian memilih melonggarkan kebijakan moneter dengan menggunting bunga acuan 25 basis poin menjadi 4,75% di bulan ini.
Hanya saja, stimulus penurunan suku bunga acuan oleh BI saja tak cukup. Lagi-lagi, dorongan fiskal yang lebih nendang harus jadi tumpuan.
Tentu saja, stimulus fiskal yang bukan hanya berat sebelah ke pengusaha, tetapi juga kebijakan fiskal yang mampu memberi bantalan ekonomi yang kuat bagi masyarakat. Utamanya bagi rumah tangga berpendapatan rendah.
Tujuannya tak lain untuk menjaga daya beli masyarakat sehingga mendorong konsumsi. Percuma produksi digenjot tetapi permintaan melemah. Apalagi, dalam kondisi ekonomi sulit seperti saat ini, harapan menumbuhkan ekonomi hanya dari konsumsi masyarakat.
Sumber : Harian Kontan
Leave a Reply