Kadin Kaji Dampak Kenaikan Cukai ‘Teh Botol’ Dkk

Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani meminta pemerintah memperhatikan perkembangan industri makanan dan minuman sebelum mengimplementasikan cukai minuman berpemanis.

“Kami harapkan kebijakan ini memerhatikan perkembangan industri makanan dan minuman,” kata Rosan di Jakarta, Senin (24/2).

Pasalnya, Rosan menilai industri tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, serta kontribusi besar dalam sektor perekonomian. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, diketahui kontribusi industri makanan dan minuman mencapai 6,25 persen PDB Nasional, dan 37 persen PDB Industri pengolahan non migas pada kuartal III 2019.

Pada November 2019, terhitung angka laju pertumbuhan industri makanan dan minuman secara kumulatif sebesar 7,72 persen. Selain itu, ekspor produk makanan dan minuman periode Januari-September 2019 sebesar US$19,31 miliar dengan nilai impor sebesar US$8,78.

“Industri makanan dan minuman yang pertumbuhan paling tinggi, bisa double digit,” jelasnya.

Sayangnya, Rosan mengaku belum dapat berbicara banyak terkait usulan pengusaha atas kebijakan tersebut. Ia mengaku pihaknya kini menunggu laporan dan rekomendasi dari pihak industri makanan dan minuman.

“Kami lagi nunggu dari asosiasi industri makanan dan minuman, nanti (laporan) mau dikasih ke kami,” ucapnya singkat.

Namun, ia menyebut pihaknya memandang positif pemberlakuan aturan tersebut. Pasalnya, diharapkan penerimaan pajak yang lebih tinggi akan memberikan dampak ekonomi positif dalam jangka panjang.

“Kami mengerti pemerintah dengan adanya omnibus law juga, mengatakan akan ada penurunan PPH badan. Dalam jangka panjang, ini akan merangsang penerimaan pajak lebih besar, dan diharapkan ekonomi bisa bertumbuh, maka perusahaan juga akan bertumbuh,” paparnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap rencana pemerintah untuk memungut cukai minuman berpemanis dan plastik. Alasannya, adalah untuk menjaga lingkungan, serta kesehatan.

Ia menilai cukai tidak hanya akan menambah kantong penerimaan negara. Tetapi juga, untuk mengontrol konsumsi masyarakat.

Sumber : CNN Indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only