Ekonomi China Turun 1% Gegara Corona, Sri Mulyani: Kita Bisa ke 4,7%

Jakarta, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan virus corona yang terjadi di China memberikan dampak besar pada ekonomi nasional. Ekonomi Indonesia bisa merosot ke level 4,7% gara-gara virus corona.

Merosotnya ekonomi Indonesia ke level 4,7%, Sri Mulyani menjelaskan karena dampak perekonomian China yang saat ini tengah melemah. Setiap pelemahan 1% maka akan berdampak pada ekonomi Indonesia sebesar 0,3-0,6%.

Ekonomi Indonesia saat ini berada di level 5-5,3%. Jika benar terjadi pelemahan di China maka baseline ekonomi Indonesia akan merosot ke level 4,7%.

“Kalau RRT turun 1% dari 6% ke 5% pengaruh ke kita 0,3-0,6%. Berarti baseline di 5-5,3% bisa antara 5-4,7%,” kata Sri Mulyani dalam acara Economic Outlook 2020 yang diselenggarakan CNBC Indonesia di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan China memberikan dampak besar kepada Indonesia karena sebagai mitra utama sektor perdagangan dan pariwisata. Ukuran ekonomi China sendiri sekarang menjadi salah satu yang besar di dunia.

Sehingga jika pemerintah menerbitkan banyak aturan, seperti menutup segala rute penerbangan otomatis para warganya tidak bisa plesiran ke negara lain termasuk Indonesia. Begitu juga pada sektor perdagangan yang akan berdampak pada ekspor dan impor.

“Dengan situasi corona ini, kita lihat pengaruhnya ke berbagai sektor,” ujarnya.

Menurut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pemerintah Indonesia tidak diam begitu saja, belakangan ini sudah diputuskan akan memberikan sederet insentif yang bisa menahan penurunan ekonomi akibat virus corona.

Insentif tersebut senilai Rp 10,3 triliun dan berupa tambahan manfaat kartu sembako, diskon liburan, insentif maskapai dan agen perjalanan, insentif bebas pajak hotel dan restoran serta kompensasinya ke pemerintah daerah (Pemda), hingga tambahan subsidi bunga dan uang muka (DP) rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Tidak hanya dari fiskal, pemerintah juga telah berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam memberikan stimulus di sektor moneter dan keuangan.

“Bagaimana cara kita untuk stimulate kembali dan optimisme atau countercyclical dengan instrumen kebijakan di dalam masing-masing kewenangan kita,” ungkap dia.

Sumber: Detik.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only