Cenderung Koreksi, Pekan Ini Pasar Diramal Bergerak pada Level 4.850 – 5.040

JAKARTA – Pergerakan pasar saham sepanjang pekan ini diyakini masih dalam tekanan akibat meluasnya penyebaran covid-19. Kendati begitu peluang penguatan tidak tertutup rapat.

Disampaikan Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee, koreksi terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) akan terjadi di akhir-akhir pekan setelah kenaikan awal pekan.

Adapun potensi penguatan IHSG di awal pekan lebih karena dukungan dari potensi kenaikan pasar Amerika Serikat dan Eropa serta adanya pemberian stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah dalam meminimalisir dampak covid-19.

“Kami perkirakan Support IHSG di level 4.850 sampai 4.639 dan resistnace di level 4.937 sampai 5.040,” papar Hans dalam riset mingguan yang diterima Majalah Investor kemarin.

Terkait kondisi ini, pelaku pasar diminta berpikir rasional, lakukan pembelian ketika terjadi koreksi di pasar dan tidak panik beli waktu naik atau panik jual waktu turun.

Stimulus Ekonomi

Pada akhir pekan lalu, IHSG dinilai menguat lantaran pelaku pasar merespon positif rilis kebijakan fiskal yang diperkenalkan pemerintah dan Bank Indonesia. Otoritas moneter memangkas GWM valas dari 8% menjadi 4%. Sementara stimulus fiskal jilid dua sebesar 22,9 trilun rupiah untuk membantu sektor manufaktur dan perdangang.

Stimulus jilid dua berupa relaksasi empat jenis pajak yaitu Pajak penghasilan (PPh) 21, PPh 22 Impor, PPh badan dan restitusi pajak pertambahan nilai. Salah satu bentuknya adalah pembebasan PPh 21 (pajak penghasilan) bagi pekerja manufaktur hingga 6 bulan ke depan.

Pada stimulis jilid 1 pemerintah telah mengalokasikan Rp 10,2 triliun yang di fokuskan pada sektor yang terdampak langsung virus korona yaitu sektor pariwisata dan konektivitas.

Pada tingkat global, dalam menghadapi korona, Presiden AS Donald Trump berencana mengeluakan stimulis fiskal berupa tarif pajak gaji 0% hingga akhir tahun, tetapi waktu penerapan kebijakan tersebut belum dapat dipastikan.

Sementara Senator Chuck Grassley kepala Komite Keuangan Senat mengatakan pemotongan pajak seperti itu harus dieksaminasi. Dikabarkan anggota parlemen berpengaruh menolak keras rencana bantuan pajak gaji yang diusung pemerintah.

Hans mengatakan, ketidakpastian seputar respons fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi akibat wabah korona mengecewakan pasar. Pelaku pasar kecewa karena Gedung Putih belum merilis rincian respons fiskal terhadap virus korona. Insentif pajak potensial itu merupakan bagian dari paket pengeluaran senilai US$ 8,3 miliar yang telah ditandatangani Trump.

Terkait menghijaunya pasar AS pada pekan lalu, Hans mengatakan hal ini dipicu oleh langkah Presiden Donald Trump yang mengumumkan keadaan darurat nasional.

Kebijakan ini memberikan wewenang pemerintah untuk menggunakan dana federal untuk memerangi wabah virus corona. Trump mengatakan langkah itu akan “membuka akses hingga U$ 50 miliar” dalam dana bagi negara bagian dan kota untuk mengatasi pandemi.

Selain itu pasar ekuitas AS juga reli ke level tertinggi satu sesi di penutupan setelah Presiden Donald Trump mengatakan 50.000 tes virus corona baru akan tersedia minggu ini.

Sumber: investor.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only