Mal Utamakan Buka Gerai Kebutuhan Pokok – Laporan Utama

JAKARTA – Sejumlah pusat belanja atau mal memutuskan untuk tutup sementara demi mendukung protokol pembatasan interaksi sosial guna mencegah semakin luasnya penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, mal di Jakarta yang sudah memutuskan tutup sementara sebagian gerainya ialah Plaza Indonesia, Jakarta Pusat; Central Park, Jakarta Barat; Lippo Mall, Jakarta Barat; Senayan City, Jakarta Pusat; dan Summarecon Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jakarta, Ellen Hidayat, mengatakan penutupan mal sejalan dengan instruksi dari pemerintah DKI Jakarta melalui Surat Edaran Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 155/SE/2020. Namun, kata Ellen, penutupan tidak untuk semua gerai. Pengelola mal memprioritaskan gerai penjualan bahan kebutuhan pokok. “Di Plaza Indonesia, misalnya, beberapa gerai yang dibutuhkan masyarakat, seperti supermarket dan farmasi, tetap buka,” kata dia kepada Tempo, kemarin. Pengelola Central Park dan Lippo Mall Puri, menurut Ellen, melakukan hal yang sama. Kedua pertokoan itu hanya menutup bioskop, tempat permainan anak, tempat karaoke, hingga panti pijat.

Penyewa gerai yang diminta tutup, menurut Ellen, tidak memprotes keputusan pengelola mal. Sebab, mereka pun berkepentingan untuk memangkas biaya operasional di tengah sepinya pengunjung sejak pekan lalu.

Ellen menerangkan, pengelola mal dan penyewa gerai (tenant) merugi sejak pembatasan interaksi sosial berlaku. Angka kunjungan menurun 70-80 persen. Sedangkan rata-rata tenant mengalami penurunan omzet 80-90 persen. “Pengelola mal dan gerai juga sulit membiayai fixed-cost operasional,” kata dia.

Summarecon Mall Kelapa Gading juga akan tutup mulai hari ini hingga 7 April mendatang. Surat pemberitahuan yang diteken Center Director Summarecon Mall Kelapa Gading, Willy Effendy, menyebutkan sejumlah gerai penjual bahan kebutuhan pokok tetap buka, seperti supermarket dan farmasi, dengan jam operasional pukul 11.00 hingga 18.00 WIB. “Kami berharap kita dapat bersama-sama beroperasi seperti semula. Apabila situasi belum memungkinkan, kami akan mengevaluasi dan mempertimbangkan kembali tanggal pembukaan,” ujar Willy.

Direktur Retail PT Sarinah (Persero), Lies Permana Lestari, juga mengatakan sudah menutup tokonya mulai hari ini hingga 5 April nanti. Sejak wabah corona meluas, Lies menuturkan, omzet Sarinah anjlok hingga 95 persen dari Rp 500-600 juta menjadi hanya sekitar Rp 30 juta per hari. “Ketika penjualan on store sulit, Sarinah menekan angka kerugian dengan penjualan online dan home delivery. Kami menekan angka kerugian melalui efisiensi biaya operasional,” tutur dia.

Tak hanya di Jakarta, dua mal milik keluarga Jusuf Kalla di Makassar juga ditutup. Mal Ratu Indah dan Nipah Mall tutup mulai hari ini hingga 5 April. “Kami mohon maaf, dan terima kasih seluruh tenant atas kerja samanya,” kata Centre Manager Mal Ratu Indah, Iwan Ismail, dalam surat edarannya. Bila ada pemilik gerai yang ingin beroperasi terbatas, Iwan meminta agar memberikan informasi kepada pengelola mal.

Chief Executive Officer PT Lotte Mart Indonesia, Joseph Buntaran, mengatakan belum ada keputusan untuk menutup gerai Lotte di sejumlah mal selama tak ada pelarangan dari pemerintah. Sejauh ini, kata Joseph, Lotte telah menjalankan aturan dari pengelola mal untuk mengurangi jam operasional. Agar tidak terjadi kepanikan di masyarakat, Joseph memastikan pasokan kebutuhan masyarakat terpenuhi hingga beberapa bulan ke depan.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pemasok. Asosiasi juga menyatakan siap stok sampai Juni,” ujar Joseph. “Seharusnya stok cukup, kecuali beberapa produk khusus yang memang susah, seperti gula, masker, sanitizer, dan alkohol.”

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia, Budiardjo Iduansjah, sepakat dengan keputusan pengelola mal karena keselamatan karyawan harus menjadi pertimbangan utama. Selain supermarket dan toko obat, menurut Budiharjo, gerai yang masih diizinkan dibuka adalah anjungan tunai mandiri dan pedagang valuta asing atau money changer.

Jauh sebelum wabah corona merebak, Budiardjo menerangkan, perusahaan perdagangan sudah memanfaatkan platform online. Ketika pembatasan interaksi sosial berlaku, kata dia, terjadi kenaikan permintaan online 30 persen. Produk yang paling banyak dicari adalah makanan dan minuman, baik segar maupun olahan, serta pakaian dan sepatu. Namun permintaan lewat media online itu belum menutup hilangnya pendapatan akibat pembatasan sosial. “Nilai perdagangan online tak sampai 10 persen dari total omzet kami,” ujar dia.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Roy Nicholas Mandey, juga memastikan peretail yang menjual bahan pokok tetap beroperasi. Pembukaan parsial, kata dia, tak sulit karena biasanya penjual bahan pokok terletak di lantai bawah mal. Dengan penutupan sejumlah mal ini, Roy mengatakan, ada peningkatan kunjungan ke toko retail di luar mal. “Meski jumlah pengunjung retail di mal berkurang, bukan berarti tidak ada konsumen. Di retail stand alone, pasti akan ada kenaikan signifikan.”

Vice President Corporate Communication Transmart Carrefour, Satria Hamid, berharap pengelola pusat belanja memberikan kemudahan akses bagi konsumen dan karyawan peretail, meskipun sebagian besar gerai tutup. Sebab, pemerintah telah mendorong peretail untuk tetap menyediakan bahan kebutuhan pokok. Satria pun menjamin keamanan dan kenyamanan konsumen ataupun karyawan Transmart atau Carrefour ketika berbelanja. “Sebelum buka, kami rutin memberikan disinfektan,” kata dia. “Kami juga memastikan ada jarak antrean antarkonsumen di meja kasir.”

Pengelola Mal dan Penyewa Gerai Meminta Keringanan

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mencatat jumlah pengunjung pusat belanja anjlok hingga 90 persen sejak merebaknya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Akibatnya, omzet gerai penyewa atau tenant turun drastis.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat APPBI, Stefanus Ridwan, mengusulkan sejumlah keringanan bagi tenant agar dapat bertahan. Dia mengimbau pemilik mal untuk menunda cicilan uang sewa selama tiga bulan ke depan, terhitung dari April, Mei, hingga Juni.

Stefanus menyerahkan cara penyelesaian cicilan uang sewa tertunda kepada masing-masing pengelola pusat belanja. Dia mencontohkan, pelunasan cicilan uang sewa bisa dilakukan pada 2022 untuk memberi kesempatan kepada tenant memulihkan usahanya. “Usul ini sangat bergantung pada kesediaan pengelola mal. Kami tidak bisa mewajibkan itu,” ujarnya kepada Tempo.

Ketua APPBI Jakarta, Ellen Hidayat, mengatakan penurunan angka kunjungan dan omzet memberatkan pengelola mal dan tenant. Namun, kata dia, sejauh ini belum ada pembahasan tentang kompensasi bagi tenant, karena pengelola mal juga merugi. Ellen mengatakan, “Penutupan sebagian gerai tidak serta-merta menurunkan biaya pengelola mal. Sebab, gerai yang tutup umumnya berada di antara gerai yang masih buka, sehingga semua fasilitas tetap harus tersedia.”

Ellen berharap pemerintah memberikan subsidi bagi pengelola mal yang terkena dampak wabah corona, seperti diskon tarif listrik dan gas, insentif pajak penghasilan (PPh) final, serta diskon pajak pertambahan nilai (PPN) dan PPh Pasal 23. “Kami juga meminta pemerintah provinsi meniadakan pungutan yang memberatkan, misalnya PB1 (pajak restoran), pajak parkir, pajak reklame, pajak bumi dan bangunan (PBB),” tutur Ellen.

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia, Budiardjo Iduansjah, mengatakan, selain insentif pajak, pemerintah bisa memberikan keringanan kepada pusat belanja, penyewa, atau peretail melalui subsidi gaji karyawan untuk menekan potensi pemutusan hubungan kerja. “Saya sudah tidak bisa berpikir, kalau tidak bisa buka toko hingga bulan depan, itu bagaimana menghadapinya,” kata dia. “Pengusaha semua sudah bingung, cash flow (arus kas) sudah habis.”

Sumber: Koran.tempo.co

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only