Pariwisata Terhantam Corona, Wishnutama Usul Hotel Dapat Insentif Pajak

Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama melihat perlunya ada benefit khusus seperti pengurangan pajak bagi hotel dan restoran yang tidak memutus hubungan kerja dengan para karyawannya. Hal ini berkaitan dengan anjloknya kinerja industri sektor pariwisata lantaran terhantam wabah Virus Corona.

“Extra benefit kepada perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan PHK bagi karyawannya, semisal pengurangan pajak untuk hotel dan restoran di Indonesia, hal itu akan sangat membantu mereka,” ujar Wishnutama kala rapat bersama Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, seperti dilansir dalam keterangan tertulis, Jumat, 27 Maret 2020.

Selain adanya benefit itu, dia menyarankan agar program Kartu Pra-Kerja dapat diprioritaskan untuk para pekerja yang mendapatkan PHK akibat dunia usaha yang terdampak wabah Covid-19.

“Kami menyarankan ini diprioritaskan kepada karyawan yang mengalami PHK jadi untuk kartu Pra-Kerja yang training bisa dialihkan ke tahun depan apalagi mengingat kondisi seperti saat ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pandemi virus corona telah memukul industri pariwisata di sejumlah provinsi di Indonesia, terutama Bali. Luhut sempat menceritakan bahwa tingkat keterisian tamu atau okupansi sejumlah hotel di Pulau Dewata anjlok tajam. “Jumlah turis sangat menurun. Hotel di Bali ada yang (okupansinya) hanya 10 persen,” ujar Luhut dalam siaran langsung, Rabu, 18 Maret 2020.

Luhut mengakui, dampak penyebaran virus corona pasti akan melorotkan target kunjungan wisatawan asing atau wisman sepanjang 2020. Namun, ia tak menyebut revisi target yang ditetapkan pemerintah setelah terjadinya peristiwa global ini. Sebelumnya, pemerintah mematok target kunjungan wisata pada tahun ini sebanyak 17 juta. Angka penerimaan devisa dari total target kunjungan itu mencapai US$ 21 miliar.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa beberapa waktu lalu mengemukakan bahwa jumlah kunjungan wisman ke Pulau Dewata hingga 9 Maret 2020 melorot 30 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada 2019, jumlah wisman pada periode low season (sepi kunjungan) Januari-Maret masih tercatat mencapai 430 ribu wisman per bulan. Sedangkan tahun ini, kunjungan wisman pada periode yang sama hanya menyentuh 330 ribu. “Jadi penurunannya kalau dihitung per bulan sekitar 100 ribu dibanding 2019,” tutur Putu.

Sumber: Tempo.co

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only