Pasar Minta Stimulus Dieksekusi

JAKARTA– Pasar meminta berbagai stimulus fiskal yang telah diumumkan pemerintah segera dieksekusi. Selain untuk mereduksi dampak Virus Korona (Covid-19) terhadap perekonomian nasional, eksekusi stimulus diperlukan agar para pelaku pasar yakin pemerintah menangani Covid-19 secara sistematis, sehingga jumlah korban dan dampaknya dapat ditekan.

Hal itu diungkapkan kalangan analis yang dihubungi Investor Daily secara terpisah di Jakarta, Senin (30/3). Keinginan agar stimulus segera dieksekusi juga disampaikan Presiden Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference di Istana Bogor, Senin (30/3).

Presiden Joko Widodo meminta stimulus yang disiapkan pemerintah,terutama program bantuan sosial (bansos), secepatnya diimplementasikan sebagai jarring pengaman sosial (social safety net) bagi para pekerja yang terdampak Covid-19.

“Bansos tersebut diharapkan mampu menekan pergerakan orang ke luar wilayah Jabodetabek, sehingga penyebaran Covid-19 tidak meluas,” kata Presiden.

Pemerintah telah menerbitkan tiga jilid stimulus fiskal. Namun, dari tiga jilid stimulus yang telah diumumkan, baru stimulus jilid I yang sudah diimplementasaikan, itu pun belum seluruhnya. Pemerintah berencana mengeksekusi stimulus jilid II mulai April, sedangkan stimulus jilid III belum diputuskan kapan dieksekusi.

Rencana pemerintah menerbitkan stimulus fiskal jilid III sempat disambut pasar secara antusias. Setelah rencana itu diumumkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) yang selama berminggu-minggu terjebak di teritori negatif, melonjak 401,27 poin (10,19%) ke level 4.338,90 pada penutupan perdagangan Kamis (26/3) yang merupakan kenaikan IHSG harian paling tajam selama dua dekade terakhir.

Kecuali dipicu euforia rencana stimulus di dalam negeri, lonjakan IHSG pekan lalu dipicu stimulus yang disiapkan negara-negara maju untuk memerangi Covid-19. Pemerintah AS bakal mengucurkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun untuk sektor kesehatan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), tenaga kerja, dunia usaha, serta bantuan sosial (bansos).

Jerman juga menggulirkan stimulus fiskal US$ 860 miliar untuk melawan Covid-19. Namun, antusiasme pasar, kemarin, kembali surut. Di pasar global, kekhawatiran terhadap dampak Covid-19 meningkat sejalan dengan naiknya angka pengangguran di AS. Sentimen negatif di pasar global berimbas ke pasar saham domestik yang tengah menunggu eksekusi stimulus.

IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin, melemah 131,07 poin (2,8%) ke posisi 4.414,5. Secara year to date (ytd) atau sejak 30 Desember 2019 hingga 30 Maret 2020, IHSG terpangkas 29,9%. Penurunan IHSG sejalan dengan pelemahan bursa saham regional. Indeks utama bursa Asia. Nikkei (Jepang) terkoreksi 1,57%, Shanghai (Tiongkok) turun 0,9%, Hang Seng (Hong Kong) terkikis 1,32%, dan Kospi (Korsel) melemah 0,04%.

Sebelumnya, bursa Eropa bergerak bervariasi. DAX (Jerman) naik 0,5%, FTSE (Inggris) turun 0,15%, dan CAC (Prancis) tergerus 0,37%. Sedangkan di AS, Dow Jones terpangkas 4,06%, S&P 500 anjlok 3,3%, dan Nasdaq terkikis 3,79%.

Sumber : investor.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only