Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Cuma 2,1 Persen Tahun Ini

JAKARTA – Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 akan tertekan di level 2,1 persen.

Hal itu disebabkan oleh terus meluasnya persebaran virus corona (covid-19) baik di dalam negeri maupun di lingkup global.

Dikutip dari laporannya yang bertajuk East Asia and the Pacific in the Time of COVID-19, Selasa (31/3/2020), Bank Dunia menyatakan meski sempat tertekan tahun ini pada 2021 mendatang pertumbuhan ekonomi RI akan kembali rebound di kisaran 5,4 persen.

Hal ini seiring dengan tingkat permintaan agregat yang kian stabil.

“Kerugian yang berdampak pada outlook pertumbuhan tahun ini cukup parah,” ujar Bank Dunia dalam laporan tersebut.

Organisasi internasional itu pun menilai, berbagai upaya yang dilakukan untuk mencegah persebaran virus baik secara global maupun domestik bakal mengurangi tekanan terhadap permintaan global, harga komoditas, perdagangan onternasional hingga pariwisata dan sentimen bisnis global serta pertumbuhan investasi.

Sementara di sisi lain, usulan untuk melakukan reformasi struktural untuk membuka perekonomian terhadap investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) bakal meningkatkan risiko terhadap upaya pemulihan di 2020 serta di beberapa tahun berikutnya.

“Konsumsi swasta tahun ini diproyeksi akan melambat akibat Indonesia menerapkan pembatasan yang moderat dalam mencegah persebaran virus,” jelas Bank Dunia.

Mereka juga menilai pertumbuhan investasi akan melambat akibat adanya fluktuasi pada perdagangan yang menyebabkan kepercayaan investor menjadi lebih rendah.

Namun demikian, ongkos kredit yan lebih murah serta usulan reformasi ekonomi diharapkan bisa mendukung proses pemulihan dalam beberapa waktu ke depan.

Adapun pertumbuhan belanja pemerintah diproyeksi bakal menguat, dengan besarnya paket stimulus fiskal yang digelontorkan dalam meredam dampak virus corona.

“Di tengah penurunan tajam pertumbuhan dan perdagangan global, ekspor dan impor Indonesia diperkirakan akan terkontraksi untuk kedua kalinya tahun ini. CAD pun diproyeksi akan melebar dari 2,7 persen terhadap PDB menjadi 2,8 perrsen terhadap PDB lantaran pendapatan dari pariwisata yang merosot tajam, juga harga komoditas yang terus tertekan,” jelas Bank Dunia.

Sumber: Kompas.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only