World Bank : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2,1%

Konsumsi rumah tangga akan turun sangat tajam menjadi hanya 1,5% pada tahun ini

JAKARTA.Pandemi Covid-19 tak hanya menyeret ke bawah prospek pertumbuhan ekonomi global sepanjang tahun ini, tetapi juga pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Terlebih,wabah Covid-19 di Indonesia semakin meluas, sehingga pemerintah mengambil langkah yang lebih kuat untuk menghentikan penyebarannya.

Dalam laporan ekonomi regional edisi April, Asia Timur dan Pasifik di Masa Covid-19,Selasa (31/3) World Bank memproyeksi, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,1% di 2020.Pertumbuhan konsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, akan turun tajam tahun ini,yaitu hanya 1,5% dibandingkan dengan 2019 yakni 5,2%.

Dalam laporannya Bank Dunia menyebut perubahan ini seiring dengan implementasi restriksi pergerakan manusia untuk menekan penyebaran virus korona.

Begitu juga dengan investasi alias Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)diperkirakan tidak tumbuh sepanjang 2020 atau 0%. Tahun lalu,investasi masih tumbuh 4,4%.

Sebaliknya konsumsi pemerintah diperkirakan menjadi komponen memperkuat ekonomi Indonesia sejalan berbagai kebijakan stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh pemerintah. World Bank, memproyeksi pertumbuhan konsumsi pemerintah naik dari 3,2% pada tahun lalu menjadi 5% pada tahun ini.

Namun di tengah tajamnya penurunan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan globa,pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia akan tetap kontraksi untuk dua tahun berturut-turut di 2020. Ekspor dan impor barang maupun jasa diprediksi mengalami tekanan masing-masing sebesar -2% dan -7% dibandingkan tahun lalu -0,9% dan -7,7%.

Akibatnya, defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) diproyeksi melebar dari 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2019 menjadi 2,8% tehadap PDB pada 2020. Ini sejalan dengan lumpuhnya sektor pariwisata dan jatuhnya harga komoditas.

Rebound ke 5,4%

Namun, World Bank menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami rebound dengan rata-rata pertumbuhan 5,4% pada tahun 2021-2022 mendatang. Perbaikan pertumbuhan ekonomi diharapkan terjadi seiring dengan pulihnya agregat permintaan global dan domestik.

Proyeksi World Bank ini, jauh di bawah proyeksi Bank Indonesia (BI), yaitu ekonomi Indonesia pada tahun ini tumbuh dikisaran 4,2%-4,6%. Namun, proyeksi pertumbuhan Indonesia untuk tahun depan, sejalan dengan proyeksi BI,yang sebesar 5,2%-5,6%.

Perbaikian ini seiring dengan membaiknya ekonomi global dan harga komoditas, serta kembali berjalannya aktivitas produksi dani investasi global pasca Covid-19.

BI menilai, kebijakan domestik berupa berlanjutnya peningkatan kuota ekspor tembaga,hilirisasi, dan pembangunan kawasan industri akan berdampak positif terhadap perbaikan kinerja ekspor.Hal ini akan berdampak pada perbaikan kinerja investasi,terutama non-bangunan.

Perbaikan investasi juga dipengaruhi oleh upaya pemerintah dalam memperbaiki iklim investasi melalui omnibus law Rancangan undang-undang (UU) Cipta Kerja dan UU Ketentuan Umum dan Fasilitas Perpajakan untuk Penguatan Perekonomian.

Ekonom Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan Eric Sugandi,memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 4,3% dengan asumsi wabah covid-19 akan berhenti sebelum akhir kuartal II-2020. Namun, PDB bisa di level 2,5% jika wabah Covid-19 terus berlanjut melewati akhir kuartal II-2020 dan akhirnya diambil langkah lockdown di triwulan III-2020. Hitungan Eric ini dengan asumsi rerata harga minyak global di level US$ 30 per barel dan kurs rupiah Rp 15.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Sementara itu,tanpa lockdown,perekonomian Indonesia beresiko tumbuh di bawah 2%. Bahkan bisa terkontraksi jika Covid-19 mengganggu stabilitas politik dan keamanan.

Sumber: Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only