Ekonomi Masih Suram, Harga Batu Bara Kian Lemah

Jakarta – Harga batu bara kontrak futures acuan Newcastle semakin terperosok dalam. Kinerja impor batu bara di negara-negara kawasan Asia pekan pertama April masih tertekan.

Pada penutupan perdagangan kemarin Selasa (7/4/2020), harga batu bara termal Newcastle melemah 0,97% ke level US$ 61,5/ton. Harga batu bara tersebut merupakan yang terlemah sejak 12 Juli 2016.

Batu bara termal Australia memiliki nilai kalori 6.000 Kcal/Kg. Batu bara jenis ini banyak diekspor ke negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Namun pada pekan pertama bulan April, terjadi anomali impor batu bara di negara-negara tersebut.

Berdasarkan data Refinitiv, sejak akhir Maret hingga kemarin, impor batu bara termal Korea Selatan dan Jepang masing-masing sebesar 0,9 dan 1,7 juta ton.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan 2,7 dan 3,2 juta ton yang diimpor selama periode yang sama tahun lalu di masing-masing negara.

Dalam beberapa bulan terakhir, permintaan batu bara di kedua negara tersebut cenderung rendah dan tak seperti pada umumnya.

Pelemahan permintaan batu bara dikarenakan musim dingin yang cenderung lebih hangat dari biasanya, upaya politik untuk memerangi emisi karbon dan berbagai tindakan penanganan wabah corona (Covid-19).

Beralih ke China, impor batu bara Tiongkok pada pekan pertama bulan April 2020 total mencapai 3,3 juta ton. Lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,6 juta ton.

Sementara itu di India yang sedang dalam kondisi lockdown, impor batu bara juga mengalami penurunan. India mengimpor 1,4 juta ton batu bara pada minggu pertama April. Jauh lebih rendah dari periode yang sama sebelumnya sebesar 4,8 juta ton.

Kinerja impor batu bara India yang terpuruk juga berpengaruh terhadap pelemahan harga batu bara berkalori rendah (4.200 Kcal/Kg) asal Indonesia yang sekarang berada di US$ 31,08/ton dan menjadi level terendah sejak 7 Januari tahun lalu.

Untuk saat ini, dampak dari wabah terhadap pembangkit listrik tenaga batu bara masih harus dicermati. Namun secara fundamental prospek jangka pendek permintaan batu bara masih suram.

Sumber: CNBCIndonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only