Moody’s memangkas outlook Jasa Marga (JSMR) dari stabil menjadi negatif

JAKARTA. Lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service mengubah prospek (outlook) PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dari stabil menjadi negatif. Selain itu, Moody’s menegaskan peringkat Baa2 untuk surat utang senior tanpa jaminan milik Jasa Marga.

Moody’s menjelaskan perubahan prospek ini mencerminkan peningkatan risiko kredit Jasa Marga karena dampak negatif wabah Covid-19 terhadap pendapatan mereka. Moody’s memprediksi lalu lintas kendaraan akan terkontraksi dan menyebabkan arus kas di 2020 menjadi lemah. Tanpa lockdown, trafik pada April 2020 akan menurun 35%-45% dari April 2019.

Sementara itu peringkat Baa2 mencerminkan Baseline Credit Assessment (BCA) ba2 dan peningkatan tiga level berdasarkan harapan Moody’s bahwa Jasa Marga akan menerima dukungan besar dari pemerintah Indonesia jika diperlukan. Sebab, Moody’s percaya Jasa Marga memainkan peranan penting dalam rencana Indonesia mengembangkan infrastruktur transportasi khususnya jalan tol.

Outlook negatif membuat Moody’s berekspektasi Jasa Marga akan mempertahankan rasio dana dari operasional per utang di atas 3,5% dan cakupan beban bunga di atas 1,4 kali untuk mendukung rating ba2 pada BCA.

Moody’s menjelaskan Jasa Marga bergantung pada pertumbuhan lalu lintas yang prospektif dari jalan tol yang saat ini masih dalam tahap pembangunan. Saat ini beberapa ruas tol Jasa Marga sudah dalam tahap konstruksi hingga 90%.

Di sisi lain, Jasa Marga berencana mengurangi pengeluaran operasional dan modal untuk menghadapi Covid-19. Melihat kondisi tersebut, Moody’s melihat Jasa Marga memiliki peluang yang terbatas untuk mengurangi belanja modal 2020. Kondisi ini bisa menekan likuiditas Jasa Marga di tengah himpitan turunnya lalu lintas kendaraan.

Selain itu, tekanan likuiditas muncul dari penundaan penyesuaian tarif di sejumlah ruas tol, adanya rencana buyback dalam tiga bulan ke depan, dan pembayaran dividen. Dus, Moody’s memprediksi likuiditas Jasa Marga dalam 12 hingga 18 bulan mendatang akan lemah. Jasa Marga juga memiliki Komodo Bonds senilai Rp 4 triliun yang akan jatuh tempo pada 11 Desember 2020.

Tekanan likuiditas tetap menjadi perhatian meski sejatinya hingga akhir Maret 2020 Jasa Marga memiliki sekitar Rp 3,5 triliun uang tunai di neraca. Selain itu Jasa Marga masih memiliki fasilitas kredit yang belum ditarik sebesar Rp 21,5 triliun. Dari jumlah fasilitas kredit tersebut sebesar Rp 8,2 triliun berakhir dalam 12 bulan ke depan.

Jasa Marga sedang dalam pembicaraan dengan bank-bank lokal untuk memperpanjang jatuh tempo. Di saat yang bersamaan Jasa Marga juga berupaya mengurangi beban dan mengoptimalkan pengeluaran investasi ke aset yang bisa mendukung likuiditas.

Menurut Moody’s, Jasa Marga juga mesti mempertimbangkan untuk menopang beberapa anak usaha atau berinvestasi sesuai utang proyek anak usaha. Pasalnya, pendapatan berpotensi turun karena kondisi operasional yang menantang saat ini.

Lebih lanjut, Moody’s menambahkan secara historis permintaan Jasa Marga cukup kuat mengingat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan demografi kelas menengah yang cukup besar. Secara umum, kualitas kredit Jasa Marga terus mencerminkan dinamika permintaan yang kuat, profil lalu lintas Indonesia yang tangguh dan kepadatan tinggi serta asumsi Moody’s akan tingkat dukungan pemerintah yang tinggi.

Sumber : KONTAN.CO.ID

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only