BELITUNG – Pasca merebaknya wabah Covid-19 di wilayah Kabupaten Belitung berdampak besar bagi dunia perhotelan dan restoran.
Turunnya tingkat hunian pasca pembatasan penerbangan maupun pelayaran membuat tingkat hunian atau okupansi terjun bebas.
Kondisi ini mengakibatkan beberapa hotel dan restoran di Belitung memutuskan untuk menghentikan operasional semetara waktu.
“Hal ini membuat industri perhotelan dan restoran tidak dapat memberikan jaminan pekerjaan kepada pekerjanya. Karyawan perhotelan dan restoran pun banyak yang telah dirumahkan, akibat adanya beban perusahaan dengan pendapatan yang sudah tidak sesuai lagi,” ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Belitung Jovita Rama Christine kepada posbelitung.co, Senin (13/4/2020).
Menurut wanita yang akrab disapa Jovi itu kondisi tersebut diharapkan dapat segera diatasi dan berakhir, sehingga bisnis pariwisata di Kabupaten Belitung dapat hidup kembali.
Berdasarkan fakta yang terjadi akibat wabah Covid-19, membuat para pengusaha perhotelan dan restoran mengharapkan kerja sama yang baik dari pemerintah berupa adanya stimulus yang dapat meringankan beban mereka.
Jovi mengatakan terdapat lima poin stimulus yang diharapkan mampu dikabulkan pemda sesuai dengan arahan BPP PHRI yang tercantum dalam surat nomor 011/BPP-PHRI/03/2020 Tentang diberikannya stimulus bagi usaha hotel dan restoran.
Diantaranya membebaskan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), membebaskan pajak hotel dan restoran hingga Desember 2020, membebaskan pajak hiburan, membebaskan pajak reklame dan memberi relaksasi terhadap pajak air tanah dan pajak penerangan jalan.
“Stimulus atau relaksasi di atas diharapkan dapat meringankan beban perusahaan terhadap karyawan dan cash flow perusahaan. Semoga Pemkab Belitung dapat memahami dan memberikan stimulus yang dapat meringankan pengusaha hotel dan restoran,” katanya.
Sumber: Tribunnews.com
WA only
Leave a Reply