Jokowi Minta Masyarakat Yakin Hadapi Tantangan Ekonomi Corona

Jakarta — Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya maupun masyarakat Indonesia agar tidak pesimis menghadapi tantangan ekonomi akibat tekanan virus corona. Perintah ia sampaikan saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor, Selasa (14/4).

Kepala negara juga memerintahkan punggawanya menyiapkan berbagai skenario ekonomi menghadapi dampak pandemi ini.

“Kita juga tidak boleh pesimis, kita tetap ikhtiar, berusaha kerja keras dalam upaya pemulihan, baik kesehatan, ekonomi, dan Insya Allah kita bisa,” ujarnya.

Jokowi mengakui menghadapi tekanan ekonomi akibat virus corona memang cukup berat. Ia mengakui bahwa target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah pada 2020 akan terkoreksi cukup tajam karena masalah tersebut.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) 2020 pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen.

Namun, beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tak mampu mencapai target tersebut akibat virus corona.
Angka pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 2,3 persen. Bahkan, dalam skenario terburuk ekonomi RI bisa minus hingga 0,4 persen.

Jokowi mengatakan kondisi serupa dialami oleh hampir seluruh negara di dunia. Bahkan, lembaga internasional seperti telah merevisi turun target pertumbuhan ekonomi global. Bahkan Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global di 2020 menjadi negatif hingga mengalami resesi.

IMF menduga dunia baru akan pulih sebagian pada tahun depan dengan asumsi virus corona teratasi pada paruh kedua 2020.

“Tapi ini bukan hanya terjadi di negara kita, tapi di negara lain juga sama, mengalami hal yang sama, mungkin semuanya di dunia,” kata Jokowi.
Sebelumnya, Sri Mulyani ragu ekonomi dalam negeri tahun akan sesuai target pemerintah. Keraguan didasarkannya pada penyebaran wabah virus corona yang menggerus pertumbuhan konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah.

Menurut Ani, konsumsi rumah tangga turun menjadi 3,2 persen hingga 1,6 persen. Sementara, konsumsi pemerintah sedang dipertahankan tetapi sebagai konsekuensi terjadi pelebaran defisit.

“Outlook PE kita yang menurun di 2,3 persen bahkan jika semakin berat bisa negatif 0,4 persen,” ujarnya.

Sumber: CNNIndonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only