Didorong Pembayaran Dividen Bank BUMN, Defisit APBN Mengecil ke Rp 76,4 Triliun

Defisit APBN 2020 mencapai Rp 76,4 triliun atau 0,45 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) di tiga bulan awal tahun ini. Realisasi tersebut mengecil di tengah mewabahnya virus corona.

Pada Maret 2019, realisasi defisit APBN mencapai Rp 103,1 triliun atau 0,65 persen dari PDB.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, mengecilnya defisit anggaran tidak sepenuhnya mencerminkan perekonomian domestik selama bulan lalu.

Menurut dia, pembayaran dividen bank-bank BUMN mendorong tumbuhnya penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga 36,8 persen (yoy) menjadi Rp 96 triliun.

PNBP turut meningkatkan pendapatan negara hingga 7,7 persen (yoy) menjadi Rp 375,9 triliun. Padahal di Maret 2019, pendapatan negara hanya tumbuh Rp 348,9 triliun atau tumbuh 4,6 persen dari tahun sebelumnya.

“Kalau kita lihat sampai posisi Maret, pendapatan negara tumbuh 7,7 persen, namun ini bukan dari kegiatan ekonomi, karena ada pergeseran pembayaran dividen dari BUMN kita, sehingga ini muncul PNBP kita melonjak. Karena bank-bank BUMN kita melakukan RUPS lebih awal dan mereka membayarkan dividen pada Maret ini, yang sebabkan kelihatannya pendapatan negara melonjak,” ujar Sri Mulyani dalam video conference, Jumat (17/4).

Namun jika dilihat basis ekonomi seperti penerimaan pajak termasuk migas, tercatat penerimaannya baru Rp 241,6 triliun atau anjlok 2,5 persen (yoy).

Sementara penerimaan bea cukai Rp 38,3 triliun atau tumbuh 23,6 persen (yoy). Namun pertumbuhannya melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 73,1 persen (yoy).

Secara keseluruhan penerimaan perpajakan sebesar Rp 279,9 triliun atau melambat 0,4 persen (yoy). Ini juga jauh melambat jika dibandingkan Maret 2019 yang mampu tumbuh 6,2 persen (yoy).

Untuk belanja negara di bulan lalu mencapai Rp 452,4 triliun atau tumbuh 0,1 persen (yoy), juga melambat jika dibandingkan pertumbuhan Maret 2019 yang tumbuh 7,7 persen (yoy).

Belanja pemerintah pusat mencapai Rp 277,9 triliun atau tumbuh 6,6 persen (yoy), melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu tumbuh 11,4 persen (yoy).

Transfer ke Daerah dan Dana Desa mencapai Rp 174,5 triliun atau turun 8,8 persen (yoy). Padahal di periode yang sama tahun lalu, pos anggaran ini mampu tumbuh 3,1 persen (yoy).

Transfer ke daerah sebesar Rp 167,3 triliun atau turun 7,7 persen (yoy). Sementara Dana Desa hanya Rp 7,2 triliun, anjlok 28,6 persen (yoy).

Sumber : Kumparan.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only