Harga Minyak Dunia Anjlok, BI: Defisit Neraca Dagang Membaik

JAKARTA – Harga minyak dunia anjlok karena permintaan melemah di tengah pandemi covid-19. Bahkan harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) sempat menyentuh zona negatif yakni –USD37 per barel karena kelebihan pasokan.

Bank Indonesia menilai, dampak penurunan harga minyak dunia bagi perekonomian Indonesia cukup positif. Mengingat Indonesia adalah net importir minyak dunia, dengan harga yang murah neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan akan membaik.

“Harga minyak dunia secara keseluruhan bagi ekonomi Indonesia dampaknya positif, baik dari sisi ekonomi maupun moneter ya,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Rabu (22/4/2020).

Sementara dari sisi fiskal, Perry menyebut, akan ada penurunan pendapatan pajak. Namun, dari sisi pengeluaran anggaran akan lebih hemat jika harga minyak murah, misalnya anggaran subsidi akan lebih rendah.

“Kalau dari sisi fiskal tentu Bu Menteri yang punya otoritas untuk itu tapi kemungkinan penerimaan pajak yang berkaitan dengan minyak turun tapi kebutuhan untuk pengeluaran anggaran yang berkaitan dengan minyak akan turun, secara keseluruhan dampak penurunan harga minyak ke perekonomian positif,” ucapnya.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent LCOc1 untuk pengiriman Juni ditutup turun 24% menjadi USD19,33 per barel, terendah sejak Februari 2002.

Minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) CLc2 untuk Juni, kontrak bulan depan pada Rabu, turun USD8,86 atau 43% ke USD11,57. Kontrak AS Mei CLK0CLc1, yang berakhir pada hari Selasa, pulih dari wilayah negatif, naik menjadi USD10,01 dari penyelesaian hari sebelumnya di minus ke level USD37,63.

Sumber: Okezone.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only