Jakarta, Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengakui, pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap penurunan pendapatan DKI Jakarta. Menurut Anies, pendapatan DKI tahun 2020 mengalami pengurangan yang luar biasa karena Covid-19. Total, pendapatan DKI Jakarta berkurang sebesar 53%.
“Saya perlu memberikan catatan bahwa Jakarta pada saat ini mengalami keterbatasan anggaran. Juga untuk tahun 2021. Tahun 2020 ini seperti tadi disebutkan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri bahwa anggaran kita tahun 2020 adalah Rp 87 triliun. Akan tetapi pendapatan tahun ini mengalami pengurangan yang luar biasa,” ujar Anies dalam rapat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi DKI Jakarta bertajuk “Pemantapan Pertumbuhan Berkualitas untuk Stabilitas Pembangunan dengan Fokus Pemulihan Ekonomi dan Kehidupan Masyarakat” secara virtual, Kamis (23/4/2020).
Anies menjelaskan pengurangan tersebut terjadi karena salah satu sektor pendapatan utama DKI sangat terpukul akibat Covid-19, yaitu sektor pajak. Menurut Anies, penghasilan dari pajak sangat mengandalkan kegiatan perekonomian. Ketika kegiatan perekonomian turun, maka pajak yang dibayarkan juga turun.
“Ketika pajak yang dibayarkan turun maka pendapatan Pemprov DKI juga turun. Itu sebabnya kita mengalami kontraksi hingga hampir 53% berkurang. Jadi anggaran kita tinggal 47% dari anggaran semula,” terang Anies.
Karena itu, Anies berharap Musrenbang kali ini tidak hanya berfokus pada masalah kesehatan, tetapi juga kesejahteraan masyarakat. Musrenbang, kata dia, harus dapat melahirkan terobosan serta ide perencanaan yang dapat membantu percepatan pemulihan.
“Saat kita berbicara pembanguan berkualitas maka kita berbicara bagaimana kita mengembalikan, memulihkan agar dampak kontraksi perekonomian yang besar ini akan bisa terselesaikan. Kita berharap pemulihan yang nantinya kita bisa dorong adalah pemulihan yang memberi kesempatan berkembang bagi semuanya, begitu juga kesehatan dan keselamatan masyarakat,” ungkap Anies.
Anies juga mengajak seluruh peserta Musrenbang untuk tetap optimis dan berfokus pada pemulihan. DKI Jakarta sebagai Ibu Kota telah melakukan sinkronisasi perencanaan dengan pemerintah pusat karena sebagian besar yang dikerjakan pemerintah pusat, berlangsung di Jakarta.
“Sebenarnya Jakarta adalah tempat yang paling merasakan dampak dari Covid-19. Tetapi kita perlu optimis bahwa Insyaallah Jakarta adalah yang paling awal untuk kembali recover dan menggerakkan perekonomian di Indonesia. Di tempat ini dampak itu terasa paling cepat. Dan di tempat ini recovery berjalan paling cepat,” tuturAnies.
Lebih lanjut, Anies menekankan bahwa inti dari segala perencanaan adalah keselamatan rakyat. “Menyusun perencanaan dengan mempertimbangkan prioritas paling mendasar. Karena itu tadi disampaikan, keselamatan rakyat adalah prioritas nomor satu. Negeri ini dibentuk sebagai negara karena keinginan untuk menyelamatkan rakyat. Itu pula yg harus menjadi prioritas kita sama-sama,” pungkas Anies.
Berdasarkan data yang diterima, realisasi pendapatan DKI Jakarta dari 1 Januari sampai Rabu (22/4/2020) telah mencapai Rp 7.715.762.891.827 atau baru 15,38% dari target sebesar Rp 50.170.000.000.000. Tercatat ada 13 sektor realisasi penerimaan pajak daerah DKI Jakarta.
Dalam acara tersebut, hadir juga Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, Direktur Jendral Perimbangan Keuangan pada Kementerian Keuangan Astera Primanto Bhakti, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi dan perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Sumber: BeritaSatu.com
Leave a Reply