BI Sebut Kebutuhan Valas Korporasi Buat Rupiah Terkapar

Jakarta, Bank Indonesia (BI) mengklaim pelemahan nilai tukar rupiah beberapa hari terakhir disebabkan oleh tingginya kebutuhan korporasi terhadap valuta asing (valas). Kondisi tersebut meningkatkan permintaan valas di pasar keuangan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan kebutuhan valas biasanya memang tinggi jelang akhir bulan. Permintaan yang tinggi itu membuat ketersediaan dolar Amerika Serikat (AS) semakin terbatas, sehingga rupiah tertekan terhadap dolar AS.

“Kalau dari dalam negeri tentu kebutuhan valas korporasi jelang akhir bulan relatif tinggi. Ini menambah permintaan valas,” ucap Perry dalam video conference, Rabu (29/4).

Selain itu, mayoritas pelaku usaha menilai penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah akan membuat pertumbuhan ekonomi semakin terkoreksi. Pasalnya, banyak industri yang tak bisa beroperasi karena kebijakan itu.

“Upaya pemerintah melakukan PSBB itu dinilai (pelaku usaha) akan menurunkan pertumbuhan ekonomi,” imbuh Perry.

Kendati begitu, Perry masih optimistis rupiah akan mengarah ke area Rp15 ribu per dolar AS pada akhir tahun ini. Ia bilang BI akan terus melakukan berbagai upaya guna menstabilkan nilai tukar rupiah.

“Ada beberapa faktor yang membuat kami yakin rupiah mengarah ke Rp15 ribu per dolar AS,” katanya.

Salah satu faktor yang ia maksud adalah proyeksi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang di bawah 1,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I 2020. Angka itu lebih rendah dari target prediksi awal yang sebesar 2,5 persen-3 persen dari PDB.

“Kalau defisit transaksi berjalan lebih rendah berarti kekurangan devisanya juga lebih rendah, ini akan mendukung penguatan nilai tukar rupiah,” tutur Perry.

Faktor lainnya adalah intervensi BI dalam melakukan intervensi dengan membeli surat berharga negara (SBN) yang dilepas asing melalui pasar sekunder, aliran modal asing yang diprediksi kembali meningkat pada kuartal III dan kuartal IV 2020.

Sebagai informasi, rupiah kemarin sore terkoreksi 0,39 persen atau 60 poin dari Rp15.505 per dolar AS menjadi Rp15.445 per dolar AS. Namun, pagi ini mata uang Garuda terpantau menguat 0,39 persen ke area Rp15.385 per dolar AS.

Sumber: cnnindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only