Sri Mulyani Beber Pertumbuhan Ekonomi Tak Jadi Negatif, Bahkan Lampaui Negeri Donald Trump dan China

Sri Mulyani beber pertumbuhan ekonomi Indonesia tak jadi negatif, bahkan lampaui negeri Donald Trump dan China

Pandemi Virus Corona atau covid-19 yang terjadi secara global memukul pertumbuhan ekonomi di semua negara, termasuk Indonesia.

Meski demikian, Menteri Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka positif.

Bahkan, Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas China, Amerika Serikat, Eropa hingga Jepang yang rata-rata negatif.

Perekonomian negara-negara di dunia pada kuartal I 2020 ini mencatatkan kinerja negatif akibat pandemik Virus Corona ( covid-19).

Namun demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 akan tumbuh sebesar 4,5 persen hingga 4,7 persen.

Bendahara Negara itu menjelaskan, mulai Januari hingga Maret 2020 Indonesia masih mencatatkan kinerja ekonomi yang baik.

“Kita memang growth masih di 4 persen, kelihatannya masih baik dan tidak sangat dahsyat.

Namun kalau lihat akselerasi dampak dari Maret ke April kita harus meningkatkan kehati-hatian yang sangat tinggi,” ujar Sri Mulyani ketika melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (4/5/2020).

Sri Mulyani menjelaskan, perubahan signifikan mulai terlihat pada pekan kedua bulan Maret.

Hal tersebut terindikasi dari penerimaan pajak yang mengalami penurunan.

Selain itu, indeks kinerja manufaktur atau prompt manufacturing index (PMI) pada bulan April ini tercatat merosot sangat tajam.

“PMI drop sangat dalam hanya dalam waktu satu bulan, Maret ada di 47 di April sudah di 27,” ujar Sri Mulyani.

Negara Lain

Perempuan yang akrab disapa Ani itu pun membandingkan perekonomian RI dengan beberapa negara lain yang telah mengeluarkan laporan kinerja perekonomian di kuartal I tahun ini.

Amerika Serikat misalnya, pada kuartal I 2020 ini tercatat mengalami kontraksi -4,8 persen.Memburuknya kinerja perekonomian tersebut ditunjukkan dengan kepercayaan konsumen yang merosot.

Hingga melonjaknya angka klaim jaminan pengangguran yang mendekati 30n juta hanya dalam waktu lima minggu.Adapun Eropa pada kuartal I 2020 mencatatkan pertumbuhan -3,8 persen.Kontraksi tersebut merupakan yang terdalam sejak negara kawasan tersebut mencoba bangkit dari krisis keuangan global pada 2008.

Sudah PertimbangkanSementara China pada kuartal I 2020 ini mencatatkan pertumbuhan ekonomi -6,8 persen.

“Yang biasanya growth di atas 6 persen terjun payung 12 persen ke bawah, terendah sejak 1998.PMI Jepang juga kontraksi,” ujar Sri Mulyani.

Angka kemiskinan dan pengangguran naik Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 akan sangat tergantung oleh dampak covid-19.

Sri Mulyani mengungkapkan, terjadi perubahan yang luar biasa pada tahun 2020.Dampak adanya pandemi covid-19, base line di tahun 2020 berubah signifikan, bahkan sangat fundamental.

“Dampak covid-19 telah menyebabkan ekonomi global kemungkinan masuk ke dalam resesi,” kata Sri Mulyani dalam telekonferensi yang disiarkan langsung melalui Kompas TV, Selasa (14/4/2020).

“Kalau proyeksi yang tadinya IMF menyebutkan tahun 2020 itu ekonominya tadinya diperkirakan tumbuh 3,3 persen, maka revisinya mereka akan menjadi negatif tahun ini.”

“Koreksinya bisa -2,2 persen menurut Economist Intelligence Unit (EIU) atau berdasarkan Fitch Rating Agency tahun ini mungkin ada di kisaran -1,9 persen,” sambungnya.

Angka kemiskinan dan pengangguran naik

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 akan sangat tergantung oleh dampak covid-19.Sri Mulyani mengungkapkan, terjadi perubahan yang luar biasa pada tahun 2020.

Dampak adanya pandemi covid-19, base line di tahun 2020 berubah signifikan, bahkan sangat fundamental.

“Dampak covid-19 telah menyebabkan ekonomi global kemungkinan masuk ke dalam resesi,” kata Sri Mulyani dalam telekonferensi yang disiarkan langsung melalui Kompas TV, Selasa (14/4/2020).

“Kalau proyeksi yang tadinya IMF menyebutkan tahun 2020 itu ekonominya tadinya diperkirakan tumbuh 3,3 persen, maka revisinya mereka akan menjadi negatif tahun ini.”

“Koreksinya bisa -2,2 persen menurut Economist Intelligence Unit (EIU) atau berdasarkan Fitch Rating Agency tahun ini mungkin ada di kisaran -1,9 persen,” sambungnya.

Sementara itu, Sri Mulyani menyebutkan, base line Indonesia ada di angka 5,3 persen.

“Base line kita di 5,3 persen, akan mengalami tekanan pada level turun pertumbuhannya sampai di level 2,3 persen,” kata Sri Mulyani.

“Bahkan dalam situasi sangat berat mungkin turun sampai negatif growth,” tambahnya.

Ia menambahkan, hal ini akan berdampak pada sosial dan pembangunan Indonesia.Menurutnya, angka pengangguran dan kemiskinan yang selama ini sudah menurun konsisten dalam lima tahun terakhir kemungkinan akan mengalami peningkatan.Dalam skenario berat, Menkeu mengatakan jumlah pengangguran di Indonesia bisa bertambah 2,9 juta orang.Sementara itu, dalam skenario yang lebih berat, penambahan jumlah pengangguran bisa mencapai 5,2 juta orang.

“Dalam skenario berat, kita perkirakan bisa ada kenaikan 2,9 juta orang pengangguran baru.”

“Kalau skenario lebih berat, bisa 5,2 juta,” kata Sri Mulyani.

Sementara itu, angka kemiskinan pun diperkirakan akan bertambah.

“Angka kemiskinan kita mungkin akan meningkat, dalam skenario berat bisa naik tambahan 1,1 juta orang atau dalam skenario lebih berat kita akan menghadapi kemungkinan tambahan kemiskinan 3,8 juta orang,” ungkapnya.

Sri Mulyani menegaskan, skenario berat ini tengah diupayakan supaya tidak terjadi.

“Memang sangat berat, namun ini adalah di dalam kita menghadapi kondisi yang luar biasa dan kita coba untuk atasi,” lanjutnya.

Menurut Sri Mulyani, saat ini pemerintah melakukan langkah-langkah seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo ( Jokowi).Presiden Jokowi memerintahkan untuk menggunakan instrumen APBN dengan berfokus pada tiga hal.Di antaranya yaitu bidang kesehatan, bidang jaring pengaman sosial, dan dukungan pada dunia usaha.

“Dukungan kepada dunia usaha, mulai dari sektor informal, UMKM, hingga dunia usaha, karena ini pengaruhnya terhadap PHK dan dampaknya sosial lagi,” terang Sri Mulyani.

Sri Mulyani menambahkan, dalam situasi saat ini pihaknya dapat melihat APBN 2020 akan menanggung beban luar biasa.

Hal ini karena seluruh kondisi ekonomi mengalami dampak, maka penerimaan negara diperkirakan akan mengalami tekanan ke bawah.

“Kami memperkirakan sekitar 10 persen kontraksi penerimaan negara karena kita memberikan berbagai insentif perpajakan dan adanya perlambatan ekonomi,” kata Menkeu.

“Sementara sisi belanja akan naik 3 persen namun ini yang sedang terus kita jaga,” sambungnya.

Sumber: Tribunnews.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only