Pemerintah Diminta Beri Stimulus yang Tepat ke Industri di Tengah Pandemi

Jakarta – Pemerintah harus serius dalam menanggulangi penyebaran virus corona atau Covid-19. Sebab, pengaruh wabah virus ini sangat besar bagi perekonomian nasional.

Terlebih wabah Covid 19 ini bukan hanya terjadi di Indonesia dan China, tapi juga di seluruh Dunia. Semakin lama dan luas wabah Covid-19 menular, semakin berdampak negative bagi perekonomian nasional, semakin banyak orang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.

“Dampak yang di depan mata akibat Wabah Covid-19 ini adalah menurunnya penerimaan keuangan negara. Hal ini akan mengganggu agenda pembangunan dan belanja negara serta belanja pegawai. Disamping banyaknya perusahaan swasta yang merumahkan karyawannya sehingga menimbulkan angka pengangguran yang tinggi,” papar Pengamat Ekonomi dari Indonesian Development of Economi and Finance (INDEF) Dradjat Wibowo di Jakarta, Selasa (12/5/2020).

Karena itu, lanjut Dradjat Wibowo, pemerintah harus membuat stimulus perekonomian yang tepat. Sektor industri mana yang masih bagus dan beroperasi serta memberikan penghasilan keuangan dan menyerap tenaga kerja, harus terus dioptimalkan dan dilindungi.

Salah satu industri yang menyerap tenaga kerja yang banyak dan menggerakan ekonomi sektor ril dari perkotaan hingga pedesaan adalah industri hasil tembakau. Disamping itu, sektor industri ini juga memberikan pemasukan keuangan bagi negara lewat cukai dan pajak pajak lainnya.

Karena itu, dalam rangka penyelamatan ekonomi, jika pemerintah memberikan bantuan dan perlindungan kepada sektor industri lainnya, maka untuk azas keadilan, industri rokok pun perlu mendapat perlindungan dan perhatian pemerintah pula.

“Saya rasa industri rokok akan terkena dampak negative (dari wabah Covid-19) karena sangat padat karya dan banyak pekerja perempuannya. Jadi saya rasa untuk fair-nya, kalau indutri lain itu dibantu, industri rokok juga dibantu. Jangan industi rokok ini dipukulin terus. kira-kira begitu untuk fairness saja. Tapi perlu dicatat saya orang yang antirokok, supaya tidak bias. Jadi untuk fairness kalau industri lain dibantu, industri rokok jangan dipukulin, melainkan juga perlu dibantu. Ini untuk keadilan saja, “ papar dia.

Menurut Drajat Wibowo, INDEF beberapa waktu lalu telah membuat proyeksi turunnya pertumbuhan perekonomian hingga 2 persen untuk skenario wabah yang minimal.

“Kalau skenario wabahnya lebih besar lagi seperti di Italia bisa berakibat pertumbuhan ekonomi kita mencapai angka minus. Ini sudah terbukti dengan China yang mengalami pertumbuhan minus. Jadi dampaknya bakal akan sangat besar sekali,” kata dia.

Produksi Vaksin Mandiri

Pada kesempatan tersebut, Dradjat Wibowo menyesalkan, pencegahan penularan Covid 19 yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) lewat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak diikuti dengan pelaksanaan rapid test maupun test swap dan PCR secara masal kepada semua warga di setiap daerah.

Padahal tes massal, yang dilakukan di setiap daerah sangat penting untuk mengetahui seberapa besar jumlah warga yang terinfeksi dan dan tidak terinfeksi Covid 19. Setelah itu diikuti dengan penelusuran kemana saja sebelum dan sesudah warga terinfeksi Covid 19. Serta dilakukan pengobatan maksimal hingga sembuh.

“Tujuan PSBB itu memisahkan antara orang yang positif dengan orang yang belum terkena (Covid 19). Jadi, orang yang masih sehat mengurung diri di rumah, bekerja dari rumah dan orang yang sudah positif dilakukan treatment, kemudian kontak sosial dibatasi. Jadi tujuan PSBB itu untuk memotong virusnya melompat dari satu orang ke orang lain,” ungkap dia.

Dradjat juga berharap pemerintah bisa menugaskan badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor industri obat atau farmasi, untuk memproduksi vaksin Covid 19. Sehingga vaksin tersebut bisa segera ditemukan dan diproduksi secara massal. Dengan adanya vaksin, masyarakat tidak akan lagi punya rasa khawatir yang tinggi terinfeksi Covid 19.

“Selain itu, juga meninggalkan ketergantungan kita kepada import. Sebab jika terjadi wabah yang mendunia seperti saat ini, negara negara lain yang menemukan dan memproduksi vaksn dan obat obatan Covid 19 pasti lebih memprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. Kalau kita mampu memproduksi vaksin dan obat obat pencegah Covid 19, kita akan terlepas dari ketergantungan kepada negara lain dalam hal pencegahan dan pengobatan Covid 19. Disamping kita juga dapat menekan harga vaksin itu sendiri sehingga terjangkau oleh masyarakat,” papar Dradjat Wibowo.

Menurut Drajat Wibowo, kunci dari keberhasilan penghentian penularan dari Covid 19 ada pada penemuan vaksni atau obat yang dapat mencegah setiap manusia tertular Covid 19. Jika Vaksin belum ditemukan, maka suatu saat wabah Covid 19 akan kembali meledak.

Dirinya yakin, putra-putri Indonesia akan dapat menemukan Vaksin atau Obat anti Covid 19. Asalkan diberikan kepercayaan dan dukungan teknologi dan keuangan yang cukup dari pemerintah. Karena itu Dradjat meminta pemerintah harus memprioritaskan produksi dalam negeri dari pada impor.

Sumber: Liputan6.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only