Paket Stimulus Disiapkan untuk Kurangi Dampak Ekonomi Akibat Covid-19

JAKARTA. Pemerintah menyiapkan paket stimulus dengan tujuan untuk mengurangi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Saat ini perekonomian Indonesia terancam menghadapi pertumbuhan negatif karena angka pengangguran dan kemiskinan diprediksi akan melonjak akibat menurunnya penawaran dan permintaan di pasar. Bank Dunia memprediksi akan terjadi kontraksi ekonomi sebesar 3,5 persen dari Produk Nasional Bruto (PDB).

“Adapun Kementerian Keuangan memprediksi ekonomi akan negatif sebesar 0,4 persen. Hal ini menunjukkan performa perekonomian Indonesia yang turun dan mengakibatkan penurunan produksi nasional, yang biasa diukur oleh PDB,” kata Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Ira Aprilianti.

Saat ini, masyarakat prasejahtera, masyarakat dengan skill terbatas, dan buruh yang dirumahkan, harus diberikan bantuan langsung tunai. Bukan hanya saja karena BLT akan mereka langsung gunakan untuk konsumsi yang menggenjot perekonomian tetapi juga mereka menghadapi risiko paling tinggi di tengah krisis.

Alokasi yang tepat sasaran dibutuhkan untuk memastikan “new normal” yang bertujuan untuk menjaga perekonomian tetap berjalan dengan mempertahankan protokol kesehatan untuk mengurangi penyebaran virus. Namun, bisa diprediksi bahwa “new normal” tidak akan secara instan menggenjot perekonomian di Indonesia, sehingga stimulus tetap diperlukan.

Ira juga berpendapat bahwa pengurangan pajak harus diberikan pada perusahaan yang menjamin pekerjaan pada buruh, sehingga kebijakan pemotongan pajak dapat berjalan lebih efektif. Perusahaan juga harus diberikan jaminan jika tetap mempertahankan pekerjanya sampai krisis ini mampu dihadapi. Bagi UMKM, pemerintah harus mempertimbangkan pembayaran.

Dalam sisi pajak lainnya, Ira merekomendasikan agar pemerintah menghapus sementara pajak konsumsi pada PPN yang dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, Konsumsi masyarakat dinilai akan meningkat secara cepat dan menggenjot perekonomian. Pemilihan barang konsumsi juga harus difokuskan pada konsumsi barang murah yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat kalangan prasejahtera.

Sumber: SuaraMerdeka.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only