Maskapai Minta Insentif Pajak

JAKARTA — Pemerintah diminta merealisasikan insentif berupa keringanan pajak dan pungutan yang membebani maskapai nasional selama pandemi virus corona daripada insentif anggaran perjalanan dinas aparatur sipil negara sebesar Rp4,1 triliun.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengatakan stimulus yang diharapkan adalah mampu memberikan keringanan kepada operator penerbangan bukan berupa insentif dukungan tambahan jumlah penumpang.

Menurutnya, stimulus yang dibutuhkan adalah pajak pertambahan nilai (PPN) 10% dari biaya avtur atau bahan bakar menjadi 0%. “Pajak bea masuk dari suku cadang pesawat udara menjadi nol,” jelasnya kepada Bisnis, Minggu (19/7).

Selain itu, insentif lain yang lebih bermakna adalah kelonggaran terhadap biaya sewa di bandara seperti biaya ruangan, pendaratan (landing fee), parkir (parking fee) dan lainnya.

Dia juga meminta keringanan dan pelonggaran biaya rute penerbangan (route charge).

Danang juga berharap ada pelonggaran atas aturan lainnya seperti relaksasi atau penundaan pembayaran iuran BPJS tanpa dikenakan penalti dan kemudahan pinjaman keuangan dengan bunga sangat rendah. Pinjaman berbunga rendah dibutuhkan guna mendukung biaya operasional maskapai.

Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. Irfan Setiaputra memilih tidak berkomentar banyak terhadap insentif anggaran perjalanan dinas ASN. Sejauh ini, okupansi Garuda masih belum menemukan performa terbaiknya.

Dengan batasan penumpang sebanyak 70% kapasitas, angkutan penumpang setiap bulannya belum mencapai kapasitas maksimal.

Pada Maret 2020, jumlah penumpang Garuda, baik domestik maupun internasional, sebanyak 695.780 penumpang, sementara kapasitas maksimalnya mencapai 1,5 juta penumpang.

Pada April 2020, jumlah penumpang turun drastis menjadi 72.188 penumpang dengan kapasitas maksimal mencapai 287.660 penumpang.

Pada Mei 2020, penumpang Garuda mencapai 31.625 penumpang dari kapasitas maksimal 92.276 penumpang. Adapun Juni, total penumpang menjadi 80.395 orang dengan kapasitas maksimal 188.220 penumpang.

Secara total Garuda mengangkut 879.988 penumpang dari kapasitas maksimal 2,1 juta penumpang pada MeiJuni 2020.

Sumber : Harian Bisnis Indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only