JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berniat mengikuti jejak Mesir yang berhasil menemukan Giant Discovery dengan cara menggandeng lembaga geosains dunia.
Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Ego Syahrial mengungkapkan Mesir berhasil menemukan cadangan migas 3 triliun cubic feet (tcf) hanya dari satu lapangan migas.
Selain menggandeng lembaga geosains, keterbukaan data juga jadi perhatian Kementerian ESDM demi mendorong penemuan migas dalam skala besar. Apalagi Ego menilai eksplorasi Indonesia dalam beberapa waktu belakangan tidak menghasilkan apa-apa.
“Di satu sisi kita mendengar Mesir bisa temukan penemuan besar, juga Norwegia, Meksiko dan Turki. hal-hal yang sifatnya penguasaan data, keterbukaan data yang selama ini asih tertutup,” jelas Ego dalam diskusi virtual, Sabtu (29/8)
Kendati demikian, Praktisi Hulu Migas Tumbur Parlindugan menilai keberhasilan Mesir menemukan cadangan migas jumbo juga dilandasi fakta iklim investasi dan regulasi di Mesir yang berbeda dengan Indonesia.
“Mesir bisa temukan giant discovery karena mereka nggak bayar tax. Di Indonesia pemerintah (perlu) siapkan koridornya, supaya mereka bisa berinvestasi karena ini optimisme investment,” ujar Tumbur
Ia menambahkan, investasi sektor migas adalah investasi berkelanjutan. Disisi lain, Ekonom Senior Faisal Basri mengungkapkan, fleksibilitas kontrak bagi hasil di sektor migas sejatinya bukan pertimbangan utama bagi para investor jumbo.
“Kita radikal saja, bukan hanya fleksibilitas kontrak tapi kita ekstrem tidak ada jatah pemerintah. 100% tax regime, perusahaan cuma bayar pajak badan sesuai dengan undang-undang,” kata Faisal.
Ia memberikan gambaran, dengan meningkatnya produksi maka pemerintah tidak perlu melakukan impor yang ujung-ujungnya membawa nestapa bagi pemerintah. “Iklim investasi kita di migas adalah 10 terburuk di dunia. kalau iklim investasi jelek ya susah,” ujar Faisal.
Sumber: Kontan.co.id
WA only
Leave a Reply